Disbudpar: Profesor asal AS hibahkan karya gamelan untuk Cirebon

1 month ago 6
Karya-karya yang dihibahkan merupakan hasil pengemasan ulang musik tradisional gamelan Cirebon, yang telah dipelajari tokoh tersebut

Cirebon (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Jawa Barat, menyebut hibah karya musik gamelan dari profesor asal Amerika Serikat, Richard North atau Mama Erik, sebagai bentuk apresiasi terhadap kekayaan budaya lokal.

Kepala Disbudpar Kota Cirebon Agus Sukmanjaya di Cirebon, Sabtu, mengatakan karya-karya gamelan yang dihibahkan tersebut dapat digunakan secara bebas oleh masyarakat Cirebon tanpa kekhawatiran terkait royalti.

"Alhamdulillah, karyanya sudah dihibahkan melalui pemerintah kota untuk bisa disebarluaskan di Cirebon tanpa kita harus takut royaltinya," katanya.

Ia mengatakan karya-karya yang dihibahkan merupakan hasil pengemasan ulang musik tradisional gamelan Cirebon, yang telah dipelajari tokoh tersebut.

Richard North, kata dia, merupakan profesor musik dari University of California Santa Barbara (UCSB) sekaligus pendiri dan direktur Santa Barbara Cirebon Arts Group Sanggar Sinar Surya.

Baca juga: Keraton Kasepuhan Cirebon tiadakan penabuhan gamelan sekaten

Agus menuturkan tokoh tersebut pun hadir di dalam acara bertajuk Sewindu Griya Budaya Mama Ucup yang digelar di Keraton Kacirebonan pada Jumat (1/8) malam.

Ia menjelaskan kunjungan ini sebagai bentuk apresiasi terhadap Mama Ucup, yang merupakan guru dari Richard North saat mendalami gamelan Cirebon.

"Momentumnya pas, beliau ke Cirebon dan bisa menghadiri haul gurunya. Beliau juga membawa tim kesenian dari Sanggar Sinar Surya California," ujarnya.

Agus mengungkapkan sejak tahun 1990-an, Richard North telah mempelajari seni tradisi Indonesia dan akhirnya memusatkan perhatian pada gamelan Cirebon.

"Kalau tidak salah, beliau dari tahun 90-an sudah ke Indonesia, dan terakhir jatuh cinta ke Cirebon. Sejak itu, beliau belajar bolak-balik ke sini," katanya.

Baca juga: Gamelan Sunan Gunungjati ditabuh setelah shalat Idul Fitri

Gamelan, kata dia, menjadi fokus utama tokoh tersebut dalam studi dan pengajarannya, termasuk bentuk-bentuk khas seperti dengkung, renteng, laras pelog dan slendro.

Ia mengatakan hasil pembelajaran tersebut, kini diajarkan pula kepada mahasiswa di Amerika Serikat.

Disbudpar menilai kontribusi tersebut sebagai bentuk pengakuan terhadap kekayaan seni tradisi Cirebon, khususnya dalam konteks budaya keraton yang menjadi pusat lahirnya beragam ekspresi seni.

Baca juga: Gamelan tandai kolaborasi perdana KBRI Roma-Rumah Budaya Indonesia

“Keunikan Cirebon itu karena rumah budayanya. Bahasanya dari keraton, jadi memang sangat kaya. Gamelan, tarian, dan banyak unsur lainnya bersumber dari sini,” katanya.

Ia menambahkan hibah karya gamelan dari tokoh internasional tersebut, menjadi bukti bahwa warisan budaya Cirebon memiliki nilai yang dihargai secara global dan perlu terus dilestarikan.

Agus berharap karya tersebut dapat digunakan secara luas oleh masyarakat, lembaga seni, dan pendidikan sebagai bagian dari pelestarian dan pengembangan budaya daerah.

“Kami mengapresiasi dan akan mendistribusikan karya ini agar bisa dimanfaatkan sebagai bahan edukasi dan pertunjukan tanpa beban royalti,” ucap dia.

Baca juga: Merawat persahabatan Indonesia-Jerman melalui gamelan

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |