Martapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan selama delapan bulan terakhir menangani sebanyak 4.077 kasus penyakit diare yang dialami masyarakat di daerah itu.
"Selama periode Januari-Agustus 2025 tercatat sebanyak 4.077 kasus penyakit diare yang kami tangani," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan OKU Timur, Umaidah Kosim di Martapura, Sumsel, Sabtu.
Dia mengatakan, ribuan pasien diare tersebut sebagian besar merupakan anak-anak yang sempat dirawat di beberapa rumah sakit setempat, namun tidak ada yang meninggal dunia.
"Semua pasien dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit," katanya.
Baca juga: Bagaimana cara atasi diare pada anak? Orang tua wajib tahu
Menurutnya, penyakit diare rentan menyebar saat musim kemarau panjang karena kualitas air sungai menjadi menurun sehingga banyak bakteri yang dapat memicu berbagai penyakit seperti diare.
"Karena air Sungai Komering menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Kabupaten OKU Timur untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.
Sebagai upaya pencegahan agar diare tidak menyebar luas, saat ini pihaknya menggencarkan kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) untuk memastikan masyarakat Kabupaten OKU Timur terhindar dari penyebaran penyakit tersebut.
Dalam kampanye GERMAS, pihaknya melibatkan tenaga kesehatan di seluruh Puskesmas untuk mengedukasi masyarakat agar menjaga pola makan supaya badan tetap sehat.
Masyarakat disarankan untuk memakan sayur dan buah ditambah kegiatan olahraga pagi secara rutin untuk mencegah penyebaran penyakit secara cepat, terutama pada anak anak.
"Yang paling utama hindari mengkonsumsi air sungai. Kalau pun terpaksa air harus benar-benar dipastikan sudah matang sebelum dikonsumsi," ujarnya.
Baca juga: Ratusan siswa SMAN 1 Panji Situbondo diare diduga setelah santap MBG
Pewarta: Edo Purmana
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.