Makassar (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak mengajak peran serta mahasiswa dalam menjaga sekaligus memperkuat integritas ekosistem perguruan tinggi, yang bisa dimulai dengan tidak menyontek saat ujian.
"Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar atau kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengamalan. Namun tidak jujur sulit diperbaiki, jadi adik-adik harus jujur dalam hidup ini, jangan nyontek, kebiasaan nyontek sama dengan korupsi," ujarnya saat memberikan kuliah umum bagi mahasiswa baru Universitas Hasanuddin di Makassar, Senin.
Johanis Tanak mengajak mahasiswa menunjukkan perlawanan terhadap prilaku korupsi dengan tidak menyontek. Ia meminta mahasiswa berani bersikap, termasuk menolak untuk ngobrol dengan teman yang lain pada saat ujian berlangsung.
Begitupun jika melihat seseorang melakukan tindakan curang, kata dia, maka juga harus berani melaporkan kepada pengawas ujian, sehingga benar-benar dapat mendisiplinkan diri menjadi orang-orang yang anti korupsi.
Baca juga: KPK ajak mahasiswa berkolaborasi cegah korupsi
"Kalau ada yang mau bertanya, tolak. Nggak usah dijawab. Kalau lagi tidak ujian, boleh berdiskusi untuk membagi ilmu pengetahuan.Tetapi pada saat ujian, tolak dan jangan mau kalau ditanya," katanya.
Selain menyontek, Johanis juga membeberkan beberapa persoalan yang mampu mempengaruhi integritas di kampus, seperti plagiat karya ilmiah dan sebagainya, menjadi joki, mark up anggaran dalam konteks organisasi dan kelembagaan di universitas.
Termasuk kegiatan fiktif dengan dalih KKN padahal tidak dilakukan. Kondisi ini tentu, kata dia, merugikan khususnya para orang tua.
"Sebaliknya para mahasiswa bisa melakukan berbagai upaya nyata untuk menjaga integritas, seperti dengan melakukan pergerakan anti plagiat melalui program seminar dan workshop. Kemudian memasang poster atau spanduk tentang integritas di area kampus," kata Wakil Ketua KPK Johanis Tanak.
Baca juga: Mendiktisaintek serukan urgensi pendidikan antikorupsi bagi mahasiswa
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































