Di ujung tahun, wajah wisata diuji

3 hours ago 4

Mataram (ANTARA) - Libur Natal dan Tahun Baru 2026 telah tiba, dan denyut pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali terasa menguat.

Bandara, pelabuhan, jalan-jalan utama, hingga kawasan wisata dipadati arus manusia yang memilih menutup tahun dengan melakukan perjalanan.

Di Pulau Lombok dan Sumbawa, libur akhir tahun selalu menjadi etalase paling terang bagi wajah pariwisata daerah. Inilah momen ketika promosi tidak lagi sebatas slogan, melainkan diuji langsung oleh pengalaman wisatawan.

Tahun ini, promosi wisata NTB berada pada fase yang berbeda. Ia tidak lagi bertumpu pada satu ikon semata.

Mandalika tetap menjadi magnet utama, tetapi ruang-ruang lain ikut bergerak. Kota Tua Ampenan, pantai-pantai urban Mataram, desa wisata, hingga kawasan konservasi mulai mengisi narasi.

Tema yang menguat menjelang Natal dan Tahun Baru 2026 adalah wisata berbasis pengalaman ruang publik, keberlanjutan, dan kemudahan akses. Inilah wajah promosi yang lebih kekinian, sekaligus lebih menantang.

Hanya saja, pertanyaannya tetap sama: apakah promosi ini sudah menjawab kebutuhan wisatawan masa kini, atau masih terjebak pada euforia momentum?


Pengalaman

Sirkuit Mandalika kembali menjadi contoh paling jelas dari perubahan pendekatan promosi. Program "Mandalika Experience" membuka sirkuit balap kelas dunia itu sebagai ruang wisata harian.

Wisatawan tidak lagi sekadar menonton balapan dari layar atau tribun, tetapi diajak masuk, berjalan, bersepeda, bahkan mengelilingi lintasan dengan kendaraan pribadi. Sirkuit berubah fungsi menjadi ruang publik rekreatif.

Ini adalah bentuk promosi yang relevan dengan tren global. Wisatawan modern mencari pengalaman autentik, partisipatif, dan bisa dibagikan secara visual. Mandalika menawarkan itu.

Namun, keberhasilan promosi berbasis pengalaman tidak bisa berdiri sendiri. Ia menuntut ekosistem pendukung yang solid, mulai dari transportasi, keamanan, hingga keterhubungan dengan objek wisata sekitar.

Di sinilah promosi NTB mulai melebar. Kota Mataram memastikan objek wisata dan ruang publik tetap terbuka selama libur tahun baru. Kota Tua dan Pantai Ampenan diposisikan sebagai ruang temu warga dan wisatawan.

Tanpa pesta kembang api besar, kota justru menawarkan pengalaman yang lebih sederhana dan reflektif. Promosi semacam ini tidak gaduh, tetapi menyentuh kebutuhan wisatawan keluarga dan urban yang ingin menikmati liburan, tanpa hiruk-pikuk berlebihan.

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |