Makassar (ANTARA) - Deputi Bidang Penyediaan dan Penyaluran Badan Gizi Nasional (BGN) Brigjen TNI (Purn) Suardi Samiran menekankan kebersihan dan sterilisasi dapur program Makan Gizi Gratis (MBG) harus dijaga demi menghindari persepsi negatif di masyarakat menyusul adanya video viral.
"Itu bohong, bohong (video ulat viral). Makanya, dapur itu wajib ada CCTV, jadi kita pantau setiap saat," kata Suardi kepada wartawan menanggapi adanya video viral makanan MBG berulat seusai membuka pelatihan relawan petugas penjamah makanan di Hotel Novotel Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.
Ia menjelaskan, proses pengolahan makanan di Dapur MBG oleh tim Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sesuai standar serta melalui pemeriksaan ketat mutu dan kualitas makanan sebelum didistribusikan.
"Kalau (masa) inkubasi ulat itu tiga hari, jadi bohong itu kalau ada ulat. Jadi, kita harus steril untuk makanan yang dibagikan," paparnya lagi menegaskan.
Guna mengantisipasi adanya hal negatif tentang MBG, sebanyak 550 orang relawan SPPG dilatih tentang pemeriksaan, penjamah makan termasuk sanitasi dapur MBG untuk menjaga makanan steril di hotel setempat oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Makassar.
Baca juga: BGN: MBG mulai jangkau Sekolah Rakyat
Pelatihan tersebut guna peningkatan kualitas layanan program MBG di Sulsel. Saat ini telah berdiri 76 dapur MBG dengan jumlah relawan sebanyak 3.572 orang. Masing-masing satu dapur MBG melibatkan 47 orang relawan.
Dari jumlah relawan SPPG MBG di Sulsel ini lanjut dia, pihaknya telah bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk perlindungan sosial agar mereka dapat bekerja maksimal mensukseskan program Presiden Prabowo.
"Itu tadi, sudah berbicara dengan BPJS Ketenagakerjaan. Sudah MoU, sudah PKS (perjanjian kerja sama). Jadi, kita mengharapkan mereka semangat bekerja. Kalau terjadi sesuatu, malang tidak bisa ditolak. Nah, untuk mengantisipasi itu, bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan," katanya lagi.

Anggaran dapur MBG di Sulsel
Selain itu, BGN telah menargetkan sebanyak 828 dapur MBG di Sulsel dari yang ada saat ini baru 76 unit. Sasaran program MBG untuk pemenuhan gizi tersebut seperti balita, anak-anak usai pendidikan, ibu hamil hingga ibu menyusui sebagai upaya meningkatkan nutrisi serta pencegahan stunting.
Baca juga: BGN usulkan gizi jadi pelajaran wajib di sekolah
Saat ditanyakan berapa anggaran yang digelontorkan oleh negara menjalankan operasional makanan bergizi dari 828 unit dapur MBG tersebar di 24 kabupaten kota, sebut dia, sekitar Rp8,2 triliun lebih.
"Kurang lebih satu tahun untuk 828 unit, sekitar Rp8,2 triliun. Setiap harinya itu diperkirakan (biaya) Rp45 juta, satu bulan sekitar Rp1 miliar satu dapur. per bulan dari 828 dapur di kalikan 10 bulan sekitar itu kurang lebih," tuturnya menyebutkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkot Makassar Helmy Budiman menyampaikan, sanitasi di dapur sangat penting. Perlakuan anak-anak dan orang dewasa berbeda. Sebab, anak-anak sangat rentan terpapar penyakit.
"Sedikit saja mungkin kontaminasi terjadi di dapur tentu sangat berbahaya. Makanya, tadi kami ingatkan berkaitan dengan SOP, kebersihan, sampai dengan bagaimana caranya dia mengolah, sampai persoalan sampah. Karena, di Makassar kita sudah menggalakkan Gerakan Bebas Sampah Plastik," katanya.
Baca juga: Menteri PU dan Kepala BGN kolaborasi percepat dapur MBG di wilayah 3T
Pihaknya berharap, dapur BGN tidak hanya menjadi garda terdepan untuk penyiapan gizi kepada anak-anak, tetapi nantinya menjadi percontohan untuk pemilahan sampah organik dan non organik.
Seketaris Dinas Kesehatan Makassar Ahmad Ashari menambahkan, sama seperti DLH, tetap jalankan sesuai standar operasional prosedur (SOP), serta setiap dapur MBG mesti memiliki surat layak higienis sanitasi.
"Karena dengan adanya surat itu, dinyatakan bahwa sanitasinya sudah layak, layak higienis sanitasi. Dapur MBG harus memiliki sertifikat sebelum memulai operasionalnya," kata Ahmad menegaskan.
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.