David Bridie tinggalkan Spotify karena alasan kemanusiaan 

1 month ago 7

Jakarta (ANTARA) - Musisi asal Australia David Bridie memutuskan untuk menghapus karya-karyanya dari platform musik Spotify.

Dikutip dari laman The Guardian, Selasa, musisi independen ini meninggalkan Spotify dengan alasan tidak ingin mengalirkan kekayaan kepada seseorang yang berinvestasi dalam membangun mesin yang dapat membunuh manusia.

"Ek tidak dibayar gaji oleh Spotify, ia mengambil sebagian sahamnya, dan tahun lalu saja ia dilaporkan mencairkan 345 juta dolar Amerika. Jadi, inilah kita, para artis yang membantu membangun algoritma untuk menjual musik kita, dan keberhasilan algoritma itulah yang menentukan aliran kekayaan kepada seseorang yang berinvestasi dalam membangun mesin yang dapat membunuh manusia," kata David kepada The Guardian, Kamis (31/7).

Pernyataannya merujuk pada CEO Spotify, Daniel Ek, yang baru-baru ini memimpin investasi sebesar 600 juta euro (Rp 11 triliun) di perusahaan pertahanan Jerman bernama Helsing , yang berspesialisasi dalam sistem senjata otonom berbasis AI, melalui perusahaan investasinya, Prima Materia.

Baca juga: Pestapora 2025 hadirkan konsep bertukar lagu antarmusisi

Ek juga merupakan Ketua Helsing, setelah bergabung dengan dewan direksi pada tahun 2021 ketika dana investasinya, Prima Materia, menginvestasikan 100 juta Euro ke perusahaan rintisan tersebut.

David menyebut hadirnya Spotify memang mempermudah musisi independen untuk menyiarkan musiknya. Melalui platform ini juga pendengar bisa mengetahui karya dari musisi dan membeli tiket konser.

Namun pembayaran dari platform musik juga tidak sepenuhnya kepada artis independen, yang menurut David merupakan penghinaan dan tidak berkelanjutan.

Ia juga menyayangkan Ek berinvestasi dalam teknologi yang dapat menyebabkan penderitaan dan kematian, setelah beberapa tahun terakhir perang drone AI di Ukraina dan Gaza mengakibatkan anak-anak terbunuh dan rumah sakit hancur.

David memutuskan untuk menghapus musiknya dari platform ini seperti musisi lainnya karena tidak ingin lagu-lagunya menjadi dana untuk investasi persenjataan.

"Saya tidak ingin lagu-lagu saya, beberapa di antaranya ditulis bersama para penyintas konflik, memperkaya seseorang yang membantu mendanai persenjataan," tegasnya.

Ia juga mendorong semua orang baik pemusik maupun pendengar untuk beralih ke platform lain dan mempertimbangkan kemana uang mereka akan pergi.

Baca juga: Kecerdasan buatan dan hak cipta: tantangan baru bagi musik Indonesia

Baca juga: 10 lagu Barat galau populer yang viral di TikTok dan Spotify 2025

Baca juga: Enam perbedaan Spotify Premium dan versi gratis

Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |