Belém (ANTARA) - Delapan jam di udara dari Jakarta menuju Doha, lalu 15 jam lagi menuju São Paulo, Brasil, bukanlah perjalanan yang singkat dan mudah.
Rombongan delegasi Indonesia untuk Konferensi ke-30 Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-bangsa (COP30) menempuh perjalanan lintas benua itu dengan semangat tinggi, meski tubuh terasa letih menembus zona waktu berbeda hingga 10 jam.
Di pesawat, waktu terasa berjalan lambat. Tidur, makan, menonton film, semua dilakukan untuk mengusir rasa bosan. Sesekali penumpang bangkit dari kursi, berjalan di lorong sempit pesawat untuk meregangkan kaki, pinggang, dan leher.
"Perjalanan udara ini seperti melewati lorong waktu ke belakang. Seperti lebih muda," ujar salah satu anggota rombongan.
Setibanya di Bandara Guarulhos, São Paulo, delegasi melanjutkan perjalanan ke Belém dengan penerbangan lanjutan selama tiga setengah jam.
Setibanya di Bandara Belém, tampak suasana bandara didominasi gambar dan tulisan berwarna hijau khas COP30 yang menyambut kedatangan para delegasi dari seluruh dunia, menegaskan kota ini siap untuk menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi iklim.
Keluar dari bandara, sore itu udara terasa hangat. Langit Belém berwarna jingga. Petugas keamanan tampak berjaga di setiap sudut, sementara mobil bertanda COP30 berlalu lalang di sekitaran bandara.
Belém, Kota Gerbang Amazon ini telah bersolek menyambut ribuan tamu dari berbagai negara.
Mengenal Belem
Belém yang berpenduduk sekitar satu setengah juta jiwa, kini menjadi pusat perhatian global. Pemerintah Brasil berupaya mempersiapkan infrastruktur terbaik guna memastikan kelancaran konferensi akbar COP30.
Untuk transportasi, para delegasi disarankan menggunakan layanan daring, seperti Uber atau bus kota.
Bus-bus COP30 juga disiagakan untuk mengantar delegasi. Sementara berjalan kaki jarak jauh tidak dianjurkan, demi alasan keamanan.
Belém memiliki salah satu mal yang besar bernama Boulevard Shopping.
Kendaraan-kendaraan Uber tampak memenuhi halaman depan Boulevard Shopping, Belém, Brasil. ANTARA/Anita Permata DewiBerada di Jalan Avenida Visconde de Souza, yang letaknya tak jauh dari penyelenggaraan konferensi, bisa ditempuh dengan menyewa Uber.
Kalau di Indonesia, mal ini hampir mirip seperti salah satu mal kenamaan di kawasan Senayan, Jakarta.
Di halaman depan mal, ada banyak kendaraan Uber datang silih berganti untuk mengantar maupun menjemput penumpang. Tenant-tenant besar seperti Lego, Melissa, Crocs, Adidas, tersedia di mal tersebut.
Para pengunjung berjalan-jalan di mal untuk sekedar melihat-lihat, ada juga yang membeli barang yang ditawarkan tenant. Tenant penyedia barang elektronik, banyak dikunjungi oleh turis karena membutuhkan simcard lokal selama di Belém, terlebih selama masa penyelenggaraan COP30.
Sementara di foodcourt yang terletak di lantai 2 mal, ramai oleh pengunjung. Merek-merek makanan-minuman kenamaan, seperti McD, KFC, BurgerKing ada di mal itu.
Tidak hanya mal besar, Belém juga memiliki swalayan bernama Lider Quintino yang berlokasi di Jalan Cremacao. Lider Quintino menyediakan barang-barang kebutuhan rumah tangga, bahan makanan, dan perkakas rumah tangga.
Kisaran harga barang yang ditawarkan tidak jauh dengan harga yang dibanderol di swalayan Tanah Air.
Situasi lalu lintas di Belém, Brasil, jelang penyelenggaraan Konferensi ke-30 Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-bangsa (COP30). ANTARA/Anita Permata DewiBoulevard Shopping dan Lider Quintino menjadi salah satu tempat strategis bagi para delegasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama konferensi berlangsung.
Belém, Brazil, bersiap menjadi tuan rumah Konferensi ke-30 Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCC COP30), dari tanggal 10 hingga 21 November 2025.
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































