Washington (ANTARA) - Doctors Against Genocide (DAG) pada Rabu berkumpul di Washington D.C. menuntut pembebasan direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza.
Koalisi petugas kesehatan itu memobilisasi lebih dari 50 profesional di bidang medis menuju Capitol Hill (kompleks parlemen Amerika Serikat) dalam rangka mendesak pembebasan Dr. Hussam Abu Safiya, yang ditahan pasukan Israel bersama dengan yang lainnya pada penyerbuan ke rumah sakit Kamal Adwan pada 27 Desember 2023.
Lembaga para profesional tenaga medis tersebut mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat AS untuk mendesak Kongres bertindak atas krisis kemanusiaan di Gaza.
"Kami di sini untuk menuntut tindakan segera menghentikan genosida di Gaza," kata Dr. Nidal Jboor, salah satu pendiri Doctors Against Genocide, kepada wartawan di Gedung Hart.
Jboor juga mendesak adanya perlindungan bagi tempat-tempat paling suci, rumah sakit, dan orang-orang yang mendedikasikan hidup mereka untuk menyelamatkan orang lain, serta mengecam rumah sakit yang menjadi target penghancuran oleh Israel.
"Setiap rumah sakit di Gaza telah dibom atau tidak dapat dioperasikan lagi. Ini bukan kerusakan tambahan. Ini adalah serangan yang disengaja dan sistematis terhadap kemanusiaan itu sendiri," tambahnya.
Mengenai penahanan Abu Safiya, Jboor mengatakan direktur tersebut bekerja di bawah pengepungan, merawat luka-luka yang "tak terbayangkan" tanpa sumber daya.
Jboor mengatakan Abu Safiya, meskipun mengalami luka-luka dan baru saja kehilangan putranya, menolak untuk meninggalkan pasien saat rumah sakit diserang bulan lalu.
"Atas keberaniannya, dia diculik paksa, disiksa, dan dibawa ke penjara yang terkenal dengan kekejamannya," kata Jboor.
Para dokter menuntut embargo senjata penuh terhadap Israel dan diakhirinya miliaran dolar yang diberikan untuk penghancuran Gaza, katanya.
"Kami menyerukan kepada rakyat Amerika untuk bergabung dengan kami. Ini bukan hanya tentang Gaza. Ini tentang siapa kita sebagai sebuah bangsa dan sebagai sebuah masyarakat. Bersama-sama, kita dapat meminta pertanggungjawaban para pemimpin kita. Bersama-sama, kita dapat menuntut dunia yang lebih baik dan lebih adil," tambahnya.
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025