Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan volume sampah basah yang bersumber dari saluran dan sungai mulai berkurang hingga 50 persen.
Kepala Dinas PUPR Kota Mataram Lale Widiahning di Mataram, Rabu, mengatakan pengurangan sampah basah itu salah satunya dipicu oleh terjadi perubahan cuaca dari hujan dan kini mulai panas.
"Alhamdulillah, sampah basah yang kami tangani juga berkurang dari biasanya per hari sampai 15 dump truck, kini sekitar tujuh dump truck," katanya.
Ia mengatakan sampah basah di saluran dan aliran sungai setiap hari pasti ada, tapi tidak signifikan seperti saat musim hujan. Bahkan dalam sehari saat musim hujan, petugas tidak bisa melakukan penanganan sekaligus.
Baca juga: DLH optimalkan satgas kebersihan selama Ramadhan cegah tumpukan sampah
Akibatnya, kata dia, setelah sampah dinaikkan dari saluran dan sungai tidak bisa terangkut pada hari yang sama sehingga menimbulkan kesan sampah menumpuk di mana-mana.
Namun saat musim hujan, lanjut dia, tim Dinas PUPR dibantu banyak pihak untuk penanganan sampah basah baik dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim), dan lainnya, sehingga bisa mengurangi tumpukan sampah.
"Untuk penanganan sampah basah saat musim hujan, kami berkolaborasi dengan beberapa dinas," katanya.
Tingginya volume sampah ketika musim hujan, kata dia, salah satunya dipicu karena posisi Kota Mataram berada di wilayah hilir, sehingga banyak mendapatkan sampah kiriman.
Baca juga: DLH Mataram tekan volume sampah ke TPA hingga 60 ton per hari
Dari hasil evaluasi, jenis sampah basah yang mendominasi adalah sampah plastik dan styrofoam. Akan tetapi, untuk sampah basah tidak bisa dilakukan pengelolaan di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) karena selain butuh waktu lama, di TPST juga khusus untuk memilah dan pengolahan sampah plastik kering serta sampah rumah tangga.
"Jadi sampah basah selama ini kami buang langsung ke Tempat Pembuangan Akhir Regional (TPAR) Kebon Kongok, Lombok Barat," katanya.
Setelah musim hujan berlalu, lanjut Lale, sekitar 300 petugas penanganan sampah di saluran, sungai, dan laut, kini fokus melakukan penyisiran sampah sesuai tugas masing-masing.
"Petugas setiap hari tetap turun telusuri sampah dari hulu hingga hilir dengan volume rata-rata per hari sekitar tujuh dump truck," katanya.
Baca juga: Tunggu permintaan, DLH Mataram siap olah maggot jadi pakan ikan
Pewarta: Nirkomala
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025