Jakarta (ANTARA) - Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) mengungkapkan bahwa langkah menaikkan harga rokok dapat mencegah para remaja mulai merokok.
"Intinya, kenaikan harga rokok itu bisa mengurangi kemungkinan inisiasi merokok pada remaja, "kata Project Lead CISDI Beladenta Amalia dalam pertemuan editor bertajuk "Mendorong Kebijakan Kenaikan Cukai Rokok Melalui Peran Media" di Jakarta, Rabu.
Ia menyampaikan hal tersebut ditemukan oleh CISDI melalui penelitian yang telah diterbitkan pada April lalu.
Penelitian CISDI, kata dia melanjutkan, menunjukkan berdasarkan penghitungan yang dilakukan dengan data-data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dan Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan harga rokok sebesar 10 persen berpotensi menurunkan inisiasi merokok pada remaja hingga 22 persen.
Baca juga: Bea Cukai pastikan harga jual eceran rokok naik pada 2025
Menurutnya, remaja Indonesia lebih sensitif terhadap perubahan harga rokok.
Meskipun begitu ia mengatakan dari tiga jenis rokok yang ada yaitu rokok kretek, kretek filter, dan rokok putih, hanya jenis rokok kretek filter yang berasosiasi dengan penurunan inisiasi remaja dalam merokok.
Sejalan dengan itu CISDI mendorong pemerintah untuk menaikkan harga rokok secara signifikan melalui cukai agar inisiasi merokok pada remaja dapat dicegah.
Baca juga: Kenaikan harga rokok selamatkan kelas menengah bawah Indonesia
Beladenta menyampaikan pada akhirnya penurunan inisiasi merokok pada remaja nantinya berpotensi menurunkan prevalensi perokok pemula. "Ini juga dapat mengurangi dampak negatif kesehatan maupun ekonomi dalam jangka pendek dan panjang," ucapnya.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyebutkan adanya tren peningkatan perokok pemula akibat masifnya konten iklan rokok, khususnya rokok elektronik yang diunggah oleh akun-akun pemengaruh di media sosial.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2TM) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebutkan Survei Kesehatan Indonesia pada tahun 2023 menemukan sebanyak 63,1 juta perokok usia 10-18 tahun.
Baca juga: Kemenkes: Peningkatan perokok pemula imbas konten iklan influencer
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025