China tolak tarif balasan AS, sebut Washington pakai taktik intimidasi

18 hours ago 6

Istanbul (ANTARA) - Pemerintah China pada Minggu menolak penerapan tarif timbal balik oleh Amerika Serikat (AS), di tengah berlangsungnya perundingan dagang antara kedua negara yang digelar di Swiss, demikian mengutip laporan media pemerintah China.

Amerika Serikat dinilai menggunakan tarif sebagai "senjata untuk memberikan tekanan maksimum demi kepentingan sendiri, yang mencerminkan sikap unilateral, proteksionis, dan tindakan intimidasi ekonomi," ujar Wakil Menteri Luar Negeri China, Miao Deyu, dalam konferensi pers yang dikutip Global Times.

"Pendekatan seperti ini mengorbankan kepentingan sah negara-negara lain di seluruh dunia demi memenuhi ambisi hegemoni AS," tambahnya.

Pernyataan tersebut disampaikan bersamaan dengan berlangsungnya pembicaraan bilateral antara delegasi AS dan China di Swiss pada Sabtu dan Minggu.

Delegasi AS dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer, sementara delegasi China dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri He Lifeng.

Baca juga: Trump umumkan 'pengaturan kembali tarif' pasca dialog AS-China di Swis

Presiden AS Donald Trump pada Sabtu malam mengatakan bahwa timnya telah mengadakan "pertemuan yang sangat baik" dengan pejabat China terkait perdagangan di Swiss, dan mengeklaim bahwa telah terjadi "pengaturan ulang total" dalam hubungan dagang AS-China.

Perundingan itu dilakukan dalam upaya meredakan ketegangan dagang yang sempat memanas pada awal tahun ini, ketika AS menetapkan tarif hingga 145 persen terhadap berbagai produk impor asal China.

Sebagai balasan, Beijing juga memberlakukan tarif hingga 125 persen terhadap sejumlah produk asal Amerika Serikat.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Diplomat proyeksikan tatanan dunia makin melemah akibat tarif Trump

Baca juga: Jakarta harus antisipasi banjir produk Tiongkok imbas tarif Trump

Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |