Beijing (ANTARA) - Pemerintah China mengomentari banyaknya pengguna baru asal Amerika Serikat (AS) yang mengunduh aplikasi media sosial Xiaohongshu (RedNote) buatan Tiongkok.
"China selalu mendukung dan mendorong pertukaran antarmasyarakat dan budaya yang lebih kuat antara China dan negara-negara lain guna mendekatkan masyarakat kedua negara," ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Kamis (16/1).
Sebelumnya, media China ramai melaporkan banyaknya "pengungsi TikTok" atau "TikTok refugee" yaitu pengguna TikTok ikut menjadi pengguna aplikasi aplikasi media sosial Xiaohongshu buatan Tiongkok.
Dalam aplikasi yang menggabungkan fitur Instagram dan Pinterest tersebut tagar #TikTokRefugee menjadi populer dan sebagian besar penggunanya berasal dari Amerika Serikat (AS).
"Saya tegaskan bahwa penggunaan platform media sosial merupakan pilihan pribadi orang per orang," ungkap Guo Jiakun.
Hingga Selasa (14/1), dilaporkan ada lebih dari 114.000 unggahan menggunakan tagar tersebut dengan lebih dari 2 juta pembicaraan.
Xiaohongshu atau yang dikenal juga sebagai aplikasi RedNote di luar China itu pun menjadi aplikasi dengan peringkat unduhan pertama di aplikasi Apple Store AS.
Popularitas Xiaohongshu tersebut terjadi menjelang kemungkinan larangan TikTok di AS pada tanggal 19 Januari 2025 karena Mahkamah Agung AS akan memutuskan untuk melarang penggunaan TikTok di AS bila pemilik media sosial tersebut, perusahaan teknologi China, ByteDance, tidak menjual sebagian sahamnya (divestasi) ke pihak di luar China.
TikTok memiliki sekitar 170 juta pengguna di AS atau hampir setengah dari populasi negara tersebut.
Baca juga: China akan salurkan bantuan ke Gaza saat masa gencatan senjata
Baca juga: Beijing jawab calon Menlu AS soal China jadi musuh paling berbahaya
Atas banyaknya "pengungsi TikTok" tersebut, pengguna Xiaohongshu dari China pun berbagi foto dan video cara menggunakan Xiaohongshu menawarkan bagaimana kehidupan di China lengkap dengan makanan dan transportasinya, bahkan menyediakan pelajaran bahasa Mandarin gratis karena konten aplikasi tersebut sebagian besar berbahasa Mandarin.
Sementara itu, pengguna baru dari AS berbagi foto dan video kucing maupun anjing peliharaan mereka untuk membuka pintu komunikasi. Unggahan tersebut pun ramai dikomentari oleh pengguna dari China dengan menggunakan bahasa Mandarin.
Xiaohongshu sendiri didirikan pada tahun 2013 sebagai aplikasi yang awalnya fokus pada penyediaan informasi gaya hidup. Akan tetapi, kemudian berkembang menjadi platform gaya hidup yang komprehensif, memadukan media sosial dan e-commerce.
Selain itu, Xiaohongshu juga tidak memerlukan verifikasi SMS, artinya seseorang tidak perlu memiliki nomor telepon China untuk mendaftar sehingga aplikasi tersebut mengungguli platform China lainnya.
Pengguna dapat berbagi konten dan membeli produk secara langsung melalui aplikasi sehingga menawarkan pengalaman berbelanja yang lebih lancar.
Pada bulan Desember 2024, Xiaohongshu disebut memiliki sekitar 300 juta pengguna aktif bulanan secara global. Xiaohongshu tidak memiliki server terpisah di dalam dan luar CHina sehingga seluruh pengguna dari berbagai dunia ikut tercampur.
AS menilai TikTok sebagai ancaman bagi keamanan nasional karena dimiliki oleh ByteDance asal China sehingga khawatir data penggunanya di AS yang mencapai 170 juta orang akan diberikan kepada pemerintah Tiongkok.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025