China capai kemajuan di fasilitasi perdagangan, kerja sama bea cukai

4 weeks ago 11

Beijing (ANTARA) - China telah membuat kemajuan yang stabil dalam hal fasilitasi perdagangan dan kerja sama bea cukai internasional selama periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025), demikian disampaikan oleh seorang pejabat bea cukai pada Senin (25/8).

Fasilitasi perdagangan sangat penting dalam memajukan keterbukaan berstandar tinggi, meningkatkan lingkungan bisnis, dan menjaga sistem perdagangan multilateral, tutur Kepala Administrasi Umum Kepabeanan (Administration of Customs/GAC) China Sun Meijun dalam konferensi pers.

Dalam beberapa tahun terakhir, GAC telah menjalankan inisiatif-inisiatif tahunan untuk meningkatkan efisiensi perdagangan lintas perbatasan, memperkenalkan 108 langkah reformasi yang ditujukan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih nyaman, aman, dan dapat diprediksi, yang disambut baik oleh banyak perusahaan.

Prosedur-prosedur pengurusan yang disederhanakan dan model pengawasan yang dioptimalkan dapat menjamin logistik lintas perbatasan yang lebih cepat serta pertukaran ekonomi dan perdagangan yang lebih lancar, sementara inovasi kelembagaan telah mendukung pertumbuhan bentuk-bentuk baru perdagangan luar negeri, ungkap Sun.

Data menunjukkan bahwa China telah menambah atau memperluas 40 pelabuhan masuk sejak awal periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025), sehingga totalnya menjadi 311 pelabuhan di seluruh penjuru negara tersebut. Selain itu, 271 jenis produk pertanian dan pangan dari 81 negara dan kawasan baru-baru ini telah mendapatkan persetujuan untuk diimpor.

Upaya-upaya ini telah mendukung pertumbuhan perdagangan luar negeri China yang stabil. Pada 2024, total nilai perdagangan barang China mencapai 43,8 triliun yuan (1 yuan = Rp2.273) atau setara dengan 6,16 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp16.255), mempertahankan posisinya sebagai negara perdagangan terbesar di dunia selama delapan tahun berturut-turut.

China masuk dalam daftar tiga mitra dagang teratas bagi 157 negara dan kawasan di seluruh dunia, ungkap Sun.

Pada 2024, nilai perdagangan China dengan negara-negara peserta pembangunan bersama Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) mencapai 22 triliun yuan, mencakup lebih dari 50 persen total impor dan ekspor negara itu. Perdagangan China dengan pasar-pasar emerging, termasuk ASEAN, Amerika Latin, Afrika, dan Asia Tengah, meningkat dengan laju tahunan di atas 10 persen sejak awal periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025), menurut Sun.

Memperluas Kerja Sama

Menghadapi situasi ekonomi dan perdagangan internasional yang pelik, China telah membuka pintunya lebih lebar terhadap seluruh dunia, serta mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan kerja sama bea cukai internasional, kata Zhang Baofeng, seorang pejabat GAC, dalam konferensi pers.

China baru saja membentuk 85 mekanisme kerja sama kepabeanan dengan negara-negara peserta pembangunan bersama BRI sejak awal periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025), sehingga jumlah totalnya menjadi 138, tutur Zhang.

Platform pemeriksaan bea cukai dan karantina dengan negara-negara Afrika serta negara-negara Eropa Tengah dan Eropa Timur telah didirikan, yang membantu memfasilitasi masuknya produk-produk berkualitas, seperti buah jeruk, biji kopi, dan produk akuatik habitat liar dari Afrika serta madu, wine, dan produk kosmetik dari negara-negara Eropa Tengah dan Eropa Timur ke pasar China, menurut Zhang.

Selain itu, China telah menyelenggarakan 204 sesi pelatihan bantuan asing, yang memberi manfaat bagi hampir 7.000 partisipan dari 120 negara dan kawasan, serta mendorong pertukaran dalam hal peraturan bea cukai, teknologi, dan standar.

Ke depannya, China akan terus terlibat secara mendalam dalam reformasi tata kelola bea cukai global, kata Zhang.

Memperkuat Perlindungan HKI

Otoritas bea cukai China telah meningkatkan upaya untuk melindungi hak kekayaan intelektual (HKI) sekaligus mempertahankan sikap tegas terhadap pelanggaran HKI selama periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025), tutur Wakil Kepala GAC Wang Jun dalam konferensi pers.

Otoritas bea cukai China mengadopsi serangkaian operasi yang ditargetkan untuk menindak pelanggaran HKI, dan melakukan penyitaan hampir 400 juta unit barang yang diduga melanggar hak cipta selama periode tersebut, menurut Wang.

Wang mencatat bahwa total 1,83 juta unit produk Labubu yang diduga melanggar hak cipta telah disita sejak awal tahun ini, demi menjaga lingkungan pasar perdagangan internasional yang adil dan sehat.

China juga memperdalam kolaborasi dengan otoritas bea cukai dari sejumlah negara lain sebagai upaya bersama untuk memperkuat tindakan tegas terhadap pelanggaran HKI secara global, imbuhnya.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |