Beijing, (ANTARA/PRNewswire)- Ketika dunia diliputi kondisi yang tidak menentu, termasuk proteksionisme dan unilateralisme yang semakin gencar, hubungan Tiongkok-Rusia terus bertahan dengan erat dan memiliki momentum positif. Pada 2024, perdagangan bilateral antara kedua negara ini mencapai rekor tertinggi, US$ 244,8 miliar, naik sebesar 1,9% dari 2023--bukti nyata dari daya tahan kemitraan strategis tersebut.
Menurut Andrey Denisov, Ketua I, Komite Hubungan Luar Negeri Rusia, serta mantan Duta Besar Rusia untuk Tiongkok, panduan strategis dari kedua kepala negara Tiongkok dan Rusia telah menjadi faktor yang menentukan stabilitas dan kesinambungan hubungan Tiongkok-Rusia.
Hari Minggu lalu, Tiongkok mengumumkan rencana kunjungan kenegaraan Presiden Xi Jinping ke Rusia pada 7-10 Mei untuk memenuhi undangan Presiden Vladimir Putin. Xi juga akan menghadiri perayaan 80 tahun Kemenangan Perang Raya di Moskow. Kunjungan Xi ini menggarisbawahi peran penting dari diplomasi kepala negara untuk mengusung kemitraan komprehensif dan strategis Tiongkok-Rusia menuju era baru.
Jaminan mendasar
Pada dekade terakhir, Xi dan Putin telah bertemu lebih dari 40 kali di acara-acara bilateral dan multilateral. Pertemuan rutin dan strategis yang berlangsung terbuka antara kedua kepala negara ini telah menopang dinamika hubungan Tiongkok-Rusia.
Pada 2013, Xi memilih Rusia sebagai tujuan pertama dalam rangkaian kunjungan kenegaraan sebagai Kepala Negara Tiongkok, serta menghadirkan babak baru dalam hubungan bilateral kedua negara berdasarkan prinsip kesetaraan, sikap saling percaya dan mendukung, kemakmuran bersama, serta persahabatan jangka panjang.
Ketika Xi berkunjung ke Moskow pada Juni 2019, kedua pemimpin ini sepakat meningkatkan hubungan bilateral menjadi kemitraan komprehensif dan strategis pada era baru sehingga membuka lembaran baru dalam hubungan Tiongkok-Rusia.
Setelah terpilih kembali sebagai presiden Tiongkok pada Maret 2023, Xi kembali memilih Rusia sebagai tujuan kunjungan kenegaraan pertamanya. Setelah terpilih kembali sebagai Presiden Rusia pada Mei 2024, Putin juga memilih Tiongkok sebagai tujuan kunjungan kenegaraan pertamanya. Hal tersebut mencerminkan hubungan personal dan sikap saling percaya antara kedua pemimpin negara ini.
"Presiden Xi selalu bersikap hormat, bersahabat, terbuka, serta menjaga komunikasi dengan gaya seperti pebisnis," kata Presiden Putin, sembari menggambarkan suasana pertemuan dengan Xi yang "tak hanya dialog antara sahabat lama, namun juga pembahasan produktif tentang isu-isu bilateral dan global."
Dalam sebuah artikel yang baru saja diterbitkan media Rusia, Zhang Hanhui, Duta Besar Tiongkok untuk Rusia, menilai, kedua kepala negara ini berperan sebagai pemandu sehingga menjadi jaminan mendasar di balik hubungan Tiongkok-Rusia.
Menghadapi kondisi dunia yang tidak menentu dengan stabilitas bilateral
Pada awal 2025, Xi dan Putin menggelar rapat virtual tentang isu-isu penting setahun ke depan. Kedua pemimpin ini juga bertekad mempererat kerja sama strategis, mendorong pembangunan dan revitalisasi nasional, serta bermitra melindungi prinsip kesetaraan dan keadilan dunia.
President Xi juga siap bekerja sama dengan Presiden Putin untuk meningkatkan hubungan bilateral, serta mendorong kedua pihak agar mampu menghadapi kondisi eksternal yang tidak menentu dengan menjaga stabilitas dan daya tahan hubungan Tiongkok-Rusia.
Mengomentari rapat virtual ini, Ma Youjun, seorang pakar dari Heilongjiang Provincial Academy of Social Sciences, menekankan, diplomasi kepala negara telah menjamin hubungan Tiongkok-Rusia semakin mapan, dinamis, serta terjalin erat--tak hanya membawa momentum baru, namun juga stabilitas ketika berhadapan dengan isu-isu dunia yang lebih luas.
Pandangan ini sejalan dengan pernyataan terbaru Kementerian Luar Negeri Tiongkok yang mengemukakan, rencana kunjungan Presiden Xi ke Rusia akan memperkuat sikap saling percaya dari sisi politik, meningkatkan koordinasi strategis, serta memperluas kerja sama praktis antara kedua negara.
"Sikap saling memahami antara kedua presiden tersebut," seperti ditulis Kementerian Luar Negeri Tiongkok, "kelak menghadirkan berbagai manfaat nyata untuk masyarakat di kedua negara, serta ikut memperkokoh stabilitas dan mengusung energi positif bagi komunitas internasional."
SOURCE CGTN
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025