Jakarta (ANTARA) - Calon Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ronald Aristone Sinaga mengatakan pola satu anggota, satu suara membuat hasil Pemilihan Raya PSI menjadi sulit untuk ditebak.
"Semua anggota yang berhak memilih punya otonomi masing-masing. Tidak bisa diatur-atur," kata Ronald dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Menurutnya pemilihan yang hanya melibatkan DPW dan DPD memungkinkan terjadi pengaturan hasil, karena jumlahnya hanya sekitar 600 orang. Namun sistem satu anggota, satu suara membuat pengaturan hasil tidak mungkin dilakukan.
"Tapi bagaimana cara mengatur atau memaksa lebih dari 180 ribu pemilih? Ketua DPW bisa saja memilih kandidat A, tapi anggota di kepengurusannya bisa dan boleh memilih kandidat B atau C," lanjut Ronald.
Lebih lanjut Ronald menyebut sistem satu anggota, satu suara merupakan wujud nyata dari konsep Partai Super Terbuka, di mana suara setiap anggota partai sangat menentukan.
"Partai bukan didikte atau dikendalikan elite. Setiap anggota punya posisi menentukan," tutur Ronald.
Diketahui bahwa Steering Committee Pemilihan Raya PSI menetapkan tiga calon Ketum DPP PSI periode 2025–2030, yakni Ronald Aristone Sinaga, Kaesang Pangarep, dan Agus Mulyono Herlambang.
Ketiga kandidat dinyatakan memenuhi persyaratan khusus, yakni didukung minimal lima DPW dan 20 DPD PSI. Selain menetapkan para calon ketum, steering committee juga mengumumkan nomor urut masing-masing kandidat.
Colon nomor urut 1 Ronald Aristone Sinaga didukung oleh enam DPW dan 36 DPD, nomor urut 2 Kaesang Pangarep didukung 10 DPW dan 78 DPD, sementara nomor urut 3 Agus Mulyono Herlambang, didukung enam DPW dan 24 DPD.
Sebanyak 187.306 orang telah tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilihan Raya PSI. Tim Data Centre DPP PSI telah melakukan verifikasi sejak Mei lalu dengan mengirim pesan WhatsApp.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































