Jakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menekankan pentingnya mengantisipasi ancaman terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ketika membuka acara Jambore Karhutla Riau 2025 di Bumi Perkemahan Tahura Sultan Syarif Hasyim, Siak, Riau, Jumat.
Dalam amanatnya yang dilansir dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat, Jenderal Pol. Sigit mengemukakan bahwa Indonesia memiliki potensi kekayaan hutan yang sangat besar, dengan total luas hutan mencapai 95,5 juta hektare.
Luasnya hutan tersebut, kata dia, menempatkan Indonesia pada urutan ke-8 sebagai negara dengan kawasan hutan terluas di dunia, dan berfungsi sebagai salah satu paru-paru dunia.
Akan tetapi, kondisi hutan di Indonesia juga menghadapi ancaman serius, yaitu deforestasi.
“Kondisi kawasan hutan yang luas juga memiliki tantangan serius, yaitu terjadinya deforestasi, yang salah satu penyebab utamanya adalah karhutla,” katanya.
Baca juga: Jambore Karhutla Riau 2025 libatkan anak muda sadar lingkungan
Jenderal Pol. Sigit menyampaikan bahwa setidaknya ada 376 ribu hektare hutan yang terbakar di sepanjang tahun 2024. Kebakaran itu juga berdampak luas bagi kehidupan masyarakat khususnya dari segi ekonomi dan kesehatan.
Khusus untuk Provinsi Riau, dia menyoroti tingkat kebakaran hutan yang terjadi pada tahun lalu dengan total hutan yang terbakar mencapai 11 ribu hektar.
“Hal ini perlu mendapat perhatian khusus mengingat dampak asap yang ditimbulkan tidak hanya dirasakan di Provinsi Riau, tetapi juga dapat meluas ke provinsi lain, bahkan negara tetangga," ujarnya.
Lebih lanjut, Kapolri Sigit juga menyoroti soal musim kemarau tahun 2025. Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), durasi musim kemarau tahun ini diperkirakan akan lebih pendek dari tahun lalu dengan puncak musim kemarau akan terjadi pada Juni hingga Agustus.
Sementara untuk wilayah Riau, potensi titik panas akibat cuaca kering dan rendahnya curah hujan diprediksi akan mulai terjadi sejak Mei dan terus meningkat hingga mencapai puncaknya pada Juli 2025.
Baca juga: BNPB kepada Wakil PM Malaysia : Indonesia telah siaga karhutla
Jenderal polisi bintang empat itu pun mengapresiasi Pemprov Riau bersama stakeholder terkait yang telah mengambil langkah proaktif dengan menetapkan status siaga darurat bencana karhutla sejak 1 April hingga 30 November.
Menurutnya, langkah itu merupakan upaya mitigasi dalam mengantisipasi potensi karhutla seiring dengan karakteristik cuaca yang lebih kering dibandingkan hari lainnya.
"Dalam menghadapi situasi ini, penting bagi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan serta menerapkan strategi yang efektif dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla,” ucapnya.
Diketahui, Jambore Karhutla Riau 2025 ini akan dilaksanakan selama tiga hari, yaitu sejak 25 April--27 April 2025, dan diikuti oleh lebih dari 2.000 peserta dari organisasi Pramuka, OSIS, Sispala, PMI, karang taruna, serta para pemuda Riau.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai langkah antisipatif menjelang musim kemarau yang akan mulai terjadi di Riau pada awal Mei hingga Juli 2025.
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
Copyright © ANTARA 2025