Batam (ANTARA) - Dinas Perikanan (Diskan) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) menyebut budidaya ikan sistem bioflok menjadi salah satu alternatif mata pencaharian baru bagi masyarakat pesisir selain menjadi nelayan.
Kepala Diskan Batam Yudi Admajianto mengatakan, program tersebut diharapkan memberi pilihan usaha baru untuk masyarakat.
“Budidaya ikan dengan teknologi bioflok bisa menjadi mata pencaharian alternatif selain sebagai nelayan yang fokus pada perikanan tangkap,” ujarnya saat dihubungi di Batam, Sabtu.
“Bantuan unit bioflok dari Diskan Batam dan pokir (pokok pikiran) dewan ada 137 unit di tahun ini. Namun untuk sebagian masih menunggu pengiriman pompa aerator,” tambahnya.
Baca juga: TNI AL dan Pima bantu nelayan dapat ikan tanpa harus berlayar
Yudi menyampaikan, jika seluruh bagian sudah tiba di Batam, kelompok budidaya ikan (pokdakan) dapat mulai menebar benih.
“Semoga minggu keempat November sudah siap semua,” kata dia.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya Diskan Batam Cicik Kurniawati menjelaskan bahwa tahun ini terdapat 16 unit bantuan bioflok khusus untuk wilayah Rempang. Bantuan tersebut diberikan kepada tiga pokdakan.
“Di Rempang pembangunan unit bioflok sudah selesai, lalu juga sudah dilakukan penebaran benih, sekarang sudah mulai tumbuh dengan baik,” katanya.
Baca juga: Koarmada dan Pima gelar MBG dengan lauk ikan hasil budi daya bioflok
Cicik menambahkan bahwa estimasi panen pertama untuk seluruh unit bioflok diperkirakan berlangsung pada April 2026.
Ia juga mengatakan bahwa program ini merupakan bantuan pertama yang diterima warga Rempang, setelah tahun sebelumnya tidak ada bantuan serupa.
“Lokasinya di dalam Rempang eco city, betul-betul di sebelah perumahan,” ujarnya.
Ia menyebut lokasi bioflok tersebut berada satu area dengan Kampung Nelayan Merah Putih di Tanjung Banun yang juga sedang dalam proses pembangunan.
Baca juga: KKP bangun Kampung Nelayan Merah Putih di Pulau Rempang
Pewarta: Amandine Nadja
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































