BSN siap kembangkan standardisasi untuk energi dan pangan pada 2025

3 weeks ago 4

Jakarta (ANTARA) - Badan Standardisasi Nasional (BSN) mencatatkan sejumlah capaian pada 2024 termasuk kerja sama penilaian kesesuaian dengan China dan menargetkan pengembangan standardisasi mendukung target pemerintah termasuk untuk kemandirian energi dan pangan.

Dalam acara Refleksi BSN 2024 dan Outlook 2025 di Jakarta, Kamis, Kepala BSN Kukuh S Achmad menjelaskan, untuk tahun depan bahwa pihaknya menargetkan pengembangan standardisasi dan penilaian kesesuaian di bidang hilirisasi, kemandirian energi, swasembada pangan, serta ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

"Dengan fokus utama bidang tersebut, kami berharap dapat memberikan kontribusi lebih baik demi kemajuan Indonesia serta sebagai upaya mendukung Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, khususnya pada poin 2, 3, 5, dan 6," ujarnya.

Fokus dalam bidang-bidang tersebut melanjutkan capaian yang sudah berhasil dilakukan pada tahun lalu, termasuk mendukung ketahanan pangan nasional yang menjadi program prioritas Pemerintahan Presiden Prabowo seperti Makan Bergizi Gratis.

Hal itu dapat dilihat dalam peluncuran SNI 3141:2024 Susu mentah-sapi, SNI 9295:2024 Hidrolisat protein ikan, SNI 3820:2024 Sosis daging, SNI 3775:2024 Kornet daging dan seterusnya. Terdapat juga standardisasi untuk ekonomi sirkular, mendukung kegiatan pariwisata, Artificial intelligence (AI) dan e-government, serta ketahanan energi dan hilirisasi mineral.

Untuk sektor ekonomi, tahun lalu dicatatkan keberhasilan 22 Usaha Mikro dan Kecil (UMK) binaan BSN menembus pasar ekspor internasional berkat penerapan SNI. Sebagai contoh, produk sambal ber-SNI yang berhasil menembus pasar Prancis, gula palma yang berhasil diekspor ke Kanada dan Arab Saudi, serta ketumbar yang diterima di Uni Emirat Arab (UEA).

Tercatat pada tahun 2024 BSN membina 408 UMK percontohan penerap SNI dan sampai dengan 2024 mencapai 1.993 UMK role model penerap SNI.

Dalam pengembangan SNI, BSN telah menetapkan 612 SNI baru dengan total sampai 2024, menjadikan terdapat total 15.699 SNI. Dari jumlah tersebut, 321 SNI telah diregulasi (SNI Wajib) dengan 140 SNI di antaranya telah dinotifikasi ke WTO.

Kukuh secara khusus menyoroti terjalinnya kerja sama BSN dengan Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar Republik Rakyat China (State Administration for Market Regulation/SAMR) di bidang penilaian kesesuaian.

Nota kesepahaman (MoU) tersebut ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia dan Menteri SAMR pada 9 November 2024 di hadapan Presiden RI Prabowo Subianto dalam kunjungan kenegaraan pertamanya ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT). MoU ini menjadi yang pertama di Asia untuk kerja sama di bidang penilaian kesesuaian dan menjadi landasan penting dalam memperkuat hubungan dagang antara kedua negara.

"Nota kesepahaman ini diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap konsumen serta meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global," ujar Kukuh.

Baca juga: BSN bina UMKM terkait mutu keamanan pangan dukung Makan Bergizi Gratis
Baca juga: BSN ulas peran standardisasi dalam mendukung energi terbarukan

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |