Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada triwulan II 2025 tumbuh 6,99 persen secara tahunan (yoy) menjadi yang tertinggi sejak triwulan II 2021 yang saat itu tercatat 7,54 persen (yoy).
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, menjelaskan bahwa lonjakan PMTB itu didorong oleh meningkatnya aktivitas pembangunan infrastruktur di berbagai daerah, baik proyek baru maupun kelanjutan dari pembangunan sebelumnya.
Selain itu, ia mengatakan pertumbuhan juga didorong oleh peningkatan signifikan dalam pengadaan barang modal, terutama mesin dan perlengkapan.
Pertumbuhan PMTB terutama didorong oleh pertumbuhan belanja modal pemerintah yang tumbuh 30,37 persen (yoy), terutama pada mesin dan peralatan. Kemudian impor barang modal jenis mesin tumbuh 28,16 persen (yoy).
"Pertumbuhan PMTB ini terutama dipicu oleh pertumbuhan belanja modal pemerintah yang melonjak hingga 30,37 persen, serta impor barang modal jenis mesin yang tumbuh 28,16 persen secara tahunan," ujar dia.
Adapun beberapa proyek yang menopang pertumbuhan investasi dalam komponen PMTB antara lain Ruas tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Seksi IV, Japek II Selatan paket 2A di Jawa Barat, Mass Rapid Transit (MRT) Fase II A di DKI Jakarta, MRT Bali, Tanggul Laut Tahap C di DKI Jakarta hingga Terowongan Samarinda di Kalimantan Timur.
Sebagaimana diketahui, secara struktur PMTB memberikan kontribusi sebesar 2,06 persen terhadap total pertumbuhan ekonomi nasional triwulan II 2025 yang tercatat 5,12 persen.
Sementara itu, dari sisi Produk Domestik Bruto (PDB), PMTB menyumbang porsi sebesar 27,83 persen, menjadikannya komponen terbesar kedua setelah konsumsi rumah tangga yang mencapai 54,25 persen.
Kinerja PMTB pada triwulan II 2025 menunjukkan lonjakan tajam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan I, PMTB hanya tumbuh sebesar 2,12 persen yoy, bahkan melambat dibandingkan triwulan IV 2024 (5,03 persen) dan triwulan I 2024 (3,78 persen).
Adapun ekonomi Indonesia berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) pada triwulan II 2025 mencapai Rp5,95 kuadriliun, sedangkan atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp3,39 kuadriliun. Bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (qtq), ekonomi Indonesia tumbuh 4,04 persen.
“Sehingga pertumbuhan Indonesia pada kuartal II 2025 bila dibandingkan dengan kuartal II 2024 atau secara yoy tumbuh sebesar 5,12 persen. Bila dibandingkan dengan kuartal I 2025 atau secara 'quarter-to-quarter' tumbuh sebesar 4,04 persen,” kata Edy.
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.