BPK tekankan akuntabilitas anggaran untuk dukung diplomasi Indonesia

1 month ago 8

Jakarta (ANTARA) - Anggota I Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Nyoman Adhi Suryadnyana menekankan akuntabilitas anggaran dan kinerja dalam mendukung diplomasi Indonesia di luar negeri.

"Pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, termasuk di lingkungan Kemlu (Kementerian Luar Negeri) dan perwakilan RI, tidak semata-mata bertujuan menemukan kesalahan, melainkan memberikan rekomendasi perbaikan yang konstruktif," ucapnya dalam kegiatan orientasi Calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI, yang dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Pemeriksaan BPK menjadi bagian dari upaya membangun sistem tata kelola yang transparan, efisien, dan selaras dengan tujuan pembangunan nasional.

Pihaknya menegaskan bahwa pemeriksaan yang dilakukan tak semata-mata mencari temuan atau kesalahan, tetapi memberikan rekomendasi perbaikan konstruktif untuk memperkuat akuntabilitas, efisiensi, serta efektivitas penggunaan sumber daya dan keuangan negara.

Nyoman turut menyampaikan beberapa temuan umum yang kerap berulang di Perwakilan RI, seperti pengelolaan kas dan pertanggungjawaban belanja yang belum tertib, penatausahaan barang milik negara (BMN) yang belum akurat dan mutakhir, serta pengelolaan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang belum optimal.

Hal ini termasuk pula kendala dalam proses pemindahtanganan, pemusnahan, dan penghapusan BMN di luar negeri.

Menanggapi hal tersebut, Anggota I BPK mendorong para pimpinan perwakilan RI untuk fokus pada fungsi diplomasi dan perlindungan warga negara Indonesia (WNI), sekaligus memberi perhatian serius terhadap tata kelola keuangan.

Perhatian diutamakan pada temuan berulang yang menunjukkan adanya inefisiensi penggunaan sumber daya.

"Selain menjalankan tugas utama di bidang diplomasi dan perlindungan WNI, kami berharap Bapak/Ibu juga dapat memberikan perhatian yang serius terhadap aspek tata kelola dan akuntabilitas di perwakilan, khususnya temuan yang berulang karena ini adalah wujud inefisiensi penggunaan sumber daya," ungkap Nyoman.

Baca juga: Ketua BPK ungkap tiga isu utama saat ketemu Auditor General Australia

Baca juga: BPK tekankan urgensi MIKTA SAIs sebagai platform dinamis kolaborasi

Baca juga: BPK minta Pemprov Papua Barat perbaiki tata kelola keuangan daerah

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |