Jakarta (ANTARA) - Pemanfaatan biochar atau arang aktif dari tandan kosong (tankos) sawit dinilai mampu menekan penggunaan pupuk kimia di dalam budidaya perkebunan kelapa sawit apalagi ketersediaan tankos sebagai bahan bakunya sangat melimpah.
Menurut Analis Senior Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Anwar Sadat, biochar dapat dibuat oleh petani dengan implementasi yang sesuai sehingga kondisi tanah kebun kelapa sawit mereka semakin bagus dan penyerapan pupuk menjadi lebih baik.
"Tantangan biaya produksi yang semakin meningkat terutama pengadaan pupuk dan produktivitas kebun yang stagnan. Ini bisa memberikan solusi bagi petani menjawab tantangan di perkebunan kelapa sawit," kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Terkait hal itu, tambahnya, BPDP menggelar Praktik Pembuatan Biochar Dari Tandan Kosong Sebagai Pembenah Tanah dan Produk Bernilai Ekonomis Skala UKMK di Desa Trimulya Jaya, Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan, Riau.
Anwar Sadat menyatakan biochar sangat mudah dibuat oleh petani sebab bahan baku melimpah, diperkirakan ada sekitar 40 juta ton tankos yang dapat dimanfaatkan setiap harinya di Indonesia.
"Ini juga peluang usaha bagi petani yang dapat memproduksi biochar skala UKMK. Artinya ada nilai ekonomis dari produk tersebut. Sehingga kebun kelapa sawit berkelanjutan dan petani semakin sejahtera dengan penghasilan alternatif lain,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Indonesia DPD I Riau Sutoyo mengatakan tankos selama ini dimanfaatkan petani sebagai pupuk organik.
Selama ini, tambahnya, petani hanya menumpuk tankos di tanaman agar menjadi pupuk organik, padahal ada inovasi lain yang bagus untuk memaksimalkan pemanfaatannya yakni sebagai pembenah tanah.
"Pemanfaatan tankos ini juga dapat menekan biaya penggunaan pupuk kimia, tanah menjadi lebih subur, sehingga produksi kebun meningkat," katanya.
Pada kesempatan itu Sutoyo mengatakan kegiatan praktik pembuatan biochar dari tandan kosong diikuti sekitar 100 petani sawit dari Kecamatan Ukui, Kerumutan, Pangkalan Lesung dan Kecamatan Pangkalan Kuras di Kabupaten Pelalawan.
Mereka merupakan pengurus dan anggota KUD Bakti, KUD Bina Usaha Baru, KUD Bina Sejahtera, KUD Sumber Bahagia, KUD Karya Bersama, KUD Amanah dan sebagainya.
"Kegiatan yang berkolaborasi dengan BPDP ini untuk meningkatkan wawasan dan pengalaman petani khususnya dalam pemanfaatan limbah tandan kosong (tankos) sawit," katanya.
Dalam kegiatan tersebut, Aspekpir menggandeng akademisi dan praktisi yakni M Mirza Arif Zainal dari Yayasan Agathis Dammara Karbon, dan praktisi biochar Arif Firmansyah yang juga Direktur PT Perfekta Lintas Semesta.
Kadis Perkebunan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pelalawan Aktar, mengatakan kegiatan ini sangat mendukung perkebunan berkelanjutan di Pelalawan.
Saat ini, kata Aktar, pupuk kimia sangat mahal, sehingga inovasi pembuatan biochar dari tankos sawit dapat membantu petani dalam menghadapi problem mahalnya harga pupuk kimia.
Aktar berharap pabrik kelapa sawit (PKS) atau perusahaan kelapa sawit dapat mendukung petani dengan mempermudah petani mendapatkan tankos tersebut atau turut memproduksi biochar dengan melibatkan petani.
Baca juga: Aspekpir-BPDP beri pelatihan petani produksi biochar berbahan tankos
Baca juga: Aspekpir kembangkan biochar dari tandan kosong sawit
Baca juga: Wamen LH dukung penerapan teknologi biochar guna atasi perubahan iklim
Pewarta: Subagyo
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.