Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) menyatakan komitmen untuk memberikan dukungan kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mengembangkan produk-produk berbahan baku sawit.
Kepala Divisi UKMK BPDP Helmi Muhansyah menjelaskan bahwa 80 persen produk-produk yang digunakan masyarakat memiliki kandungan sawit mulai dari produk perawatan tubuh, makanan, dan bahan bakar.
Saat ini, lanjut dia dalam keterangannya di Jakarta, Senin, berbagai inovasi turunan sawit sudah banyak dipasarkan, sehingga dengan banyaknya produk-produk unggulan sawit ini dapat mendukung pelaku UKM supaya dapat menghasilkan produk, tidak sebatas pemasaran saja.
"BPDP akan memberikan dukungan kepada pelaku UKM termasuk di Madiun untuk mengembangkan produk-produknya," ujar dia dalam Workshop Temu UKMK (usaha kecil, mikro dan koperasi) dan Promosi Sawit Baik 2025 di Madiun, Jawa Timur.
Saat ini, tambahnya BPDP telah mendukung produk inovasi pelaku UKM seperti lidi kerajinan, tas, batik, makanan, kosmetik, dan hand sanitizer, salah satunya aktif mempromosikan pengembangan produk UKM berbahan sawit di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Helmi, sawit memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional, yang mana menurut BPS pada 2024, sawit menyumbang devisa sekitar 20 miliar dolar AS serta adanya penghematan impor dari program B40.
Dikatakannya, pendanaan BPDP berasal dari pungutan ekspor perusahaan sawit, kemudian dana tersebut dikelola dan disalurkan untuk berbagai program strategis antara lain promosi sawit, peremajaan sawit rakyat, penyediaan bahan bakar nabati, dan termasuk riset dan pendanaan beasiswa bagi mahasiswa yang meneliti sawit.
Rektor Universitas Merdeka Madiun Luluk Sulistiyo Budi mengatakan kelapa sawit memiliki banyak produk turunan bernilai tinggi, di sektor pangan, sawit dapat diolah menjadi margarin, shortening (lemak padat untuk roti dan kue), serta bahan makanan lain.
Sementara itu, di sektor non-pangan, minyak sawit digunakan untuk membuat kosmetik, sabun, detergen, obat-obatan, hingga plastik biodegradable yang ramah lingkungan.
Terkait produk UKM dari sawit Luluk menyatakan pelaku usaha kecil sebaiknya tidak hanya berperan sebagai pemasar, tetapi juga mulai memproduksi sendiri produk-produk turunan sawit.
“Produk sawit tidak hanya prospektif, tapi juga solutif untuk pengembangan industri lokal,” katanya.
Ketua Pelaksana Workshop Temu UKMK dan Promosi Sawit Baik 2025, Qayuum Amri mengatakan Badan Pengelola Dana Perkebunan menggandeng Majalah Sawit Indonesia terus berkolaborasi memperkenalkan produk turunan sawit yang dapat dikembangkan pelaku UKM di Indonesia termasuk Madiun.
"Adanya workshop ini, kami harapkan pelaku UKM tetap menggunakan ragam turunan sawit seperti minyak goreng, margarin,dan lainnya untuk produk mereka. Selain itu, kami perkenalkan juga kerajinan batik sawit,” ujarnya.
Baca juga: BPDP optimalkan teknologi untuk wujudkan industri sawit berkelanjutan
Baca juga: RI kembangkan sistem "tracing" guna dorong daya saing kelapa sawit
Baca juga: PT Aneka Sawit Lestari kenalkan benih unggul sawit DxP iCalix
Pewarta: Subagyo
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025