BPBD Mataram siagakan posko darurat antisipasi banjir rob-ombak besar

1 week ago 6
Posko siaga darurat gelombang pasang kami buka di dua lokasi yakni di Bintaro dan Mapak Tanjung Karang

Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyiagakan posko darurat guna mengantisipasi potensi banjir rob akibat gelombang pasang yang diperkirakan terjadi hingga 13 September 2025.

"Posko siaga darurat gelombang pasang kami buka di dua lokasi yakni di Bintaro dan Mapak Tanjung Karang," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Mataram Akhmad Muzaki di Mataram, Selasa.

Ia mengatakan dua lokasi pembuatan posko itu dipilih karena selama ini menjadi titik rawan dampak gelombang pasang.

Posko tersebut menjadi posko terpadu, kata dia, karena selain BPBD juga ada satgas dari sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait yang akan di disiagakan 24 jam sampai 13 September 2025.

Baca juga: BMKG: Waspada gelombang 4-6 meter di di Selat Lombok hingga besok

Seperti satgas dari Dinas Sosial, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim), serta satgas dari OPD lainnya.

"Kami sistemnya piket bersama dengan OPD terkait dengan sistem shift-shift-an" katanya.

Langkah tersebut, katanya, dilakukan sebagai tindak lanjut dari informasi dan imbauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

BMKG mengimbau warga pesisir hingga pelaut untuk mewaspadai gelombang setinggi 4 sampai 6 meter pada bagian selatan Selat Lombok NTB berlaku pada 9-10 September 2025.

Fenomena gelombang tinggi dapat menyebabkan dampak serius baik di laut dan darat, seperti kapal kecil berisiko terbalik hingga banjir rob.

Baca juga: Fenomena "corn moon" berpotensi picu banjir rob di NTB

Gelombang laut besar tidak hanya tinggi, tapi juga membawa energi besar yang dapat merusak infrastruktur, kapal, dan mengancam jiwa penduduk.

Selain gelombang setinggi 4-6 meter di bagian selatan Selat Lombok, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai gelombang setinggi 2,5 meter sampai 4 meter pada empat wilayah perairan di NTB.

Terkait dengan itu, lanjut Muzaki, kewaspadaan itu dinilai penting mengingat kawasan pesisir Ampenan dan Sekarbela berisiko mengalami banjir rob akibat fenomena pasang air laut maksimum yang dipengaruhi posisi bulan dan matahari.

Kendati diakuinya sejauh ini laporan sementara kondisi pesisir pantai di Kota Mataram masih landai, tapi harus tetap siaga.

"Tahun sebelumnya, hempasan gelombang pasang bisa mencapai tiga meter dan masuk hingga ke pemukiman warga, seperti di Kampung Melayu, Pondok Perasi, dan Bintaro," katanya.

Baca juga: BMKG: Waspada air pasang 2,7-2,8 meter di Kaltim pada 10 September

Pewarta: Nirkomala
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |