BNPB: Segera dibangun hunian tetap untuk pengungsi Gunung Lewotobi

3 hours ago 2
Melihat aktivitas gunung ini, maka tak ada cara lain, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki pada radius 7 kilometer paling tidak, semuanya harus diungsikan...

Kupang (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan pemerintah segera membangun hunian tetap untuk pengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki, di Nobo Leto, salah satu desa di Kecamatan Ile Boleng Kabupaten Flores Timur, NTT.

"Dalam rapat tadi, kami juga sudah sepakat yakni 1 titik hunian tetap di Nobo Leto dan masyarakatnya sudah clear. Setelah rapat ini masing-masing pihak segera mulai mengerjakannya," kata Suharyanto, usai menghadiri rapat koordinasi penanganan darurat bencana di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang digelar di Kupang, Kamis.

Rapat koordinasi penanganan darurat bencana itu lebih fokus pada erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

Suharyanto yang didampingi Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena dan sejumlah pejabat terkait lainnya, mengatakan bahwa status aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki terus bervariasi, namun tidak pernah turun dari level 2 semenjak erupsi terjadi pada enam bulan lalu.

Baca juga: Badan Geologi catat 11 kali gempa vulkanik dalam Gunung Lewotobi

Bahkan, sejak 18 Mei 2025 sudah naik ke level IV (Awas) karena aktivitas magmatik masih berlangsung.

"Melihat aktivitas gunung ini, maka tak ada cara lain, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki pada radius 7 kilometer paling tidak, semuanya harus diungsikan. Ini proses sedang berjalan, sejak erupsi besar 6 bulan lalu, semua tinggalkan lokasi, sebagian masih ada di lokasi pengungsian, sebagian sudah ada di huntara. dan sebagian sudah mengungsi mandiri," ujarnya.

Versi BNPB, saat ini jumlah pengungsi yang masih berada di pos lapangan (poslap) Kecamatan Titehena, terdata sebanyak 411 KK atau 1.338 jiwa. Terdiri dari 192 KK (659 jiwa) di poslap Konga, 40 KK (126 jiwa) di poslap Kobasoma, 130 KK (389 jiwa) di poslap Bokang, dan 49 KK (164 jiwa) di poslap Lewolaga.

Sementara itu, jumlah pengungsi mandiri terdata sebanyak 754 KK atau 2.771 jiwa, yang menyebar di Kecamatan Wulanggilang, Larantuka, Ile Bura, Ile Mandiri, Titehena, Lewolema, Demon Pagong, Pulau Adonara, Tanjung Bunga dan Pulau Solor.

Baca juga: BNPB: Penetapan status darurat erupsi Lewotobi harus fleksibel

Sejauh ini, kolaborasi pemerintah pusat, provinsi dan Kabupaten Flores Timur dalam penanganan pengungsi yakni menyediakan hunian sementara (huntara) dan sudah tersedia dua unit.

Huntara yang dibangun dalam dua tahap itu mencapai 90 kopel atau 450 unit rumah dan sudah dihuni sebanyak 450 KK, yang menyebar di Desa Dulipali (114 unit), Nawokote (101 unit), Klatanlo (86 unit) dan Desa Boru 149 unit.

Huntara tersebut telah didukung fasilitas sumur bor dan instalasi listrik.

"Langkah-langkah ini antara pemerintah pusat, provinsi dan Kabupaten Flores Timur secara terpadu, terus berjalan dan alhamdulilah dalam 5 bulan ini sudah ada kemajuan. Sudah ada 2 unit huntara yang sudah jadi dan dihuni oleh masyarakat. sekarang sudah masuk tahap 3. Relokasi mandiri, rumahnya juga sudah ada," ujarnya.

Baca juga: 900 KK korban erupsi Lewotobi menerima ketetapan lahan relokasi

Sementara itu, Gubernur NTT Melkides Laka Lena menyatakan pihaknya sejak awal telah mendukung proses penanganan bencana ini.

"Kami sudah memberikan dukungan dana bagi pemerintah Kabupaten Flores Timur, terutama untuk pembelian fasilitas dan logistik. Kami juga terus berkoordinasi dan mendorong percepatan pembangunan di tingkat kabupaten," kata Melki.

Baca juga: 250 keluarga korban erupsi Lewotobi pindah ke rumah hunian sementara

Pewarta: Anwar Maga
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |