BNPB-Kemeterian LH-BMKG kolaborasi atasi Karhutla di Kalbar

1 month ago 17

Pontianak (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Lingkungan Hidup, serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengerahkan tiga strategi terpadu dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat.

"Operasi darat dipimpin langsung oleh kepala daerah bersama TNI-Polri, dengan dukungan peralatan seperti flexible tank, pompa, dan alat pelindung diri. Sementara itu, untuk titik api besar atau lokasi sulit dijangkau, kami kerahkan heli waterbombing," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat konferensi pers usai rapat bersama penanggulangan karhutla di Kantor Gubernur Kalbar di Pontianak, Jumat sore.

Dia menjelaskan strategi penanganan karhutla dilakukan melalui kombinasi operasi darat, udara, dan operasi modifikasi cuaca (OMC) secara simultan.

Saat ini, kata dia, dua pesawat untuk OMC juga telah dikerahkan ke Kalbar guna memicu hujan buatan.

Jika hujan tidak cukup merata maka tiga helikopter pengebom air akan menyisir wilayah kritis.

Baca juga: Tingkat kerawanan tinggi, BMKG minta prioritaskan OMC di Muaro Jambi

Selain itu, satelit dan heli patroli turut dimanfaatkan untuk memverifikasi titik panas secara visual.

Seperti penanganan karhutla di Riau yang berhasil dikendalikan dalam lima hari, ia mengharapkan, Kalbar juga bisa segera memasuki tren penurunan titik api pada awal Agustus.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hanif Faisol Nurofiq mengatakan Kalbar memiliki 2,7 juta hektare lahan gambut dari total 14,7 juta hektare daratan. Sebagian besar berada di kawasan produksi dan fungsi induk, yang rentan terbakar saat musim kemarau akibat pengeringan dari aktivitas pertanian.

"OMC kini menjadi langkah permanen dalam penanganan karhutla dengan efektivitas yang meningkat dari tahun ke tahun. Hasil modifikasi cuaca hari ini sudah menunjukkan hujan di beberapa wilayah," katanya.

Ia menekankan pentingnya edukasi masyarakat di daerah terdampak untuk mencegah karhutla secara merata. Seluruh perkembangan dan langkah penanganan telah dilaporkan langsung kepada Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan pihaknya telah memetakan potensi karhutla sejak enam bulan sebelumnya melalui sistem prediksi berlapis, yang diperbarui setiap 10 hari dan tujuh hari mendekati puncak kemarau.

“Prediksi kami menunjukkan puncak kemarau akan terjadi pada 7–8 Agustus, dan wilayah Kalbar berada dalam zona merah atau sangat rawan terbakar. Kami sudah siapkan dukungan teknis penuh untuk OMC di titik-titik prioritas," katanya.

BMKG juga terus memantau pertumbuhan awan hujan karena OMC hanya bisa dilakukan jika potensi awan cukup. Upaya pemadaman akan ditingkatkan pada masa puncak kemarau yang tinggal beberapa hari lagi.

"Dengan strategi terpadu yang melibatkan operasi darat, udara, dan rekayasa cuaca, pemerintah optimistis karhutla Kalimantan Barat dapat ditangani secara efektif dan cepat," katanya.

Baca juga: BMKG deteksi peningkatan titik panas di Kalimantan dan Sumatera

Baca juga: Kepala BNPB tekankan sinergi jadi kunci penanganan Karhutla Kalbar

Baca juga: BNPB waspadai anomali cuaca di tengah puncak kemarau

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |