Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai kasus kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah (Kalteng) jauh lebih sulit dikendalikan ketimbang bencana serupa di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala BNPB, Suharyanto mengatakan bahwa Kalimantan Tengah memiliki luasan lahan gambut yang rentan terbakar ketika musim kering, sementara di Nusa Tenggara Timur bukan lahan gambut.
Baca juga: Menteri LH beri perhatian serius luasan gambut Kalteng hadapi karhutla
"Nusa Tenggara Timur, meski area terbakar lebih luas, karena bukan gambut, begitu hujan atau intervensi penyiraman air, langsung padam," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, karena memiliki lahan gambut dominan, pengendalian kebakaran di Kalteng lebih kompleks, sama halnya dengan provinsi prioritas lainnya, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau.
Pemerintah harus melakukan intervensi bila terjadi kebakaran gambut di enam provinsi itu dengan mengerahkan tim satuan tugas darat yang berperalatan lengkap, bahkan hingga dilakukan penyiraman udara menggunakan pesawat khusus ataupun memodifikasi cuaca untuk meningkatkan peluang hujan.
"Bila kebakaran melanda lahan gambut, tantangannya menjadi besar, api tidak langsung padam walau disiram air," kata dia.
BNPB mengingatkan bahwa kesiapsiagaan menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan adalah hal yang harus diutamakan demi meminimalisasi kerugian ekologis-kesehatan masyarakat di setiap daerah, menyusul puncak musim kemarau yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga awal September.
Baca juga: BNPB dukung Kalteng dengan modifikasi cuaca hadapi ancaman karhutla
Baca juga: Kalteng mulai diterpa karhutla
Berdasarkan peta indikasi kebakaran hutan dan lahan Kementerian Kehutanan sepanjang Januari - Juni 2025, sekitar 8.594 hektare lahan terbakar dengan persentase seluas 80,15 persen lebih masih menyasar kawasan lahan gambut.
Dari enam provinsi prioritas, Provinsi Kalimantan Barat menjadi wilayah dengan kejadian terbanyak dengan lahan terbakar seluas 1.149 hektare yang diikuti Provinsi Riau sekitar 751 hektare, Kalimantan Tengah 146 hektare, Jambi - Sumatera Selatan seluas 43 hektare, sementara untuk Kalimantan Selatan (Kalsel) belum ada laporan luasan lahan terbakar.
Sementara di Nusa Tenggara Timur, data Kementerian Kehutanan melaporkan pada medio Januari-Juni 2025, seluas 1.424,23 hektare lahan yang terbakar.
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.