Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan ada empat faktor pemicu hujan intensitas sedang hingga lebat yang memicu terjadinya banjir di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Kepala Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok, Satria Topan Primadi mengatakan fenomena hujan terjadi akibat aktifnya gelombang atmosfer frekuensi rendah dan kelembaban udara cenderung basah dari lapisan 850 milibar (mb) hingga 700 mb dengan nilai 70-90 persen.
"Faktor lainnya akibat labilitas atmosfer kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal dan nilai reflektifitas lebih dari 30 dBZ (desibel reflektifitas) di wilayah Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat," kata Satria dalam pernyataan di Mataram, Senin.
Ketika gelombang atmosfer aktif, maka hal itu berkaitan dengan potensi peningkatan pembentukan awan hujan di suatu wilayah. Di sisi lain, kelembaban udara hingga kondisi ketidakstabilan atmosfer turut mempercepat pembentukan awan yang bisa menyebabkan cuaca buruk.
Satria menuturkan sebagian wilayah di Nusa Tenggara Barat masih berpotensi mengalami hujan ringan hingga sedang yang dapat disertai angin kencang pada 7 Juli sampai 9 Juli 2025 mendatang.
Baca juga: BMKG sebut 4,2 miliar liter air hujan tumpah di Mataram
Pada 7 Juli, daerah yang berpotensi diguyur hujan adalah Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Utara, Sumbawa Barat, Dompu, dan Bima.
Pada 8 Juli, hujan diprakirakan turun di Lombok Timur, Lombok Tengah, Sumbawa, dan Kabupaten Bima.
Pada 9 Juli, daerah yang diprediksi mengalami hujan terletak di Lombok Timur, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa, dan Dompu.
Selain hujan, gelombang laut tinggi juga berpotensi terjadi di wilayah perairan Nusa Tenggara Barat dengan ketinggian berkisar antara 1,25 meter sampai 4 meter. Kawasan perairan yang mengalami gelombang tinggi terletak di Selat Lombok bagian selatan yang berhadapan langsung dengan laut.
"Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah rawan bencana dihimbau agar terus waspada dan siaga, terutama saat terjadi hujan lebat, untuk mengantisipasi dampak yang dapat terjadi, seperti banjir, banjir bandang, banjir rob, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, sambaran petir, dan pohon tumbang," pungkas Satria.
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Iqbal memerintahkan organisasi perangkat daerah untuk segera mendistribusikan selimut, makanan, dan perlengkapan lainnya yang diperlukan oleh para korban banjir.
Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah menyebut banjir yang merendam Mataram terjadi di Lingkungan Sweta Timur, Kelurahan Mayura belakang Transmart, BTN River Side depan Vihara Avalokotesvara, Lingkungan Gedur, Kelurahan Abian Tubuh, BTN Sweta.
Selain Kelurahan Mandalika, Bertais, Lingkungan Pengempel Indah, Bertais, Lingkungan Kebon Duren, Kelurahan Sayang Sayang, Sekarbela, dan Kekalik.
Baca juga: Gubernur NTB tinjau lokasi banjir di Kota Mataram
Baca juga: Gubernur minta ASN Pemprov NTB fokus tangani banjir Mataram
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.