BKSDA Sumbar temukan ular langka di Cagar Alam Maninjau 

2 months ago 21
Katang kepala merah tersebar di Myanmar Selatan, Thailand Selatan, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Indonesia (Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan kemungkinan juga kepulauan di sekitarnya)

Lubuk Basung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menemukan ular langka jenis kepala merah (bungarus flaviceps) sepanjang dua meter di kawasan hutan Cagar Alam Maninjau Kabupaten Agam.

"Ular kepala merah itu kami temukan saat patroli kawasan bersama anggota Polsek Palembayan di Cagar Alam Maninjau, tepatnya di Nagari atau Desa Sungai Pua Kecamatan Palembayan Rabu 9 Juli 2025," kata Kepala Resor Konservasi II Maninjau BKSDA Sumbar Ade Putra di Lubuk Basung, Kamis.

Ia menjelaskan, ular tersebut ditemukan saat pihaknya beserta anggota lain sedang berjalan di area dalam kawasan tersebut.

Tiba-tiba, ia langsung melihat ular dengan jarak sekitar 50 centimeter dari posisi berdiri.

Baca juga: Pria Australia temukan ular hitam perut merah yang dinamainya "Chonk"

"Ular dengan kondisi diam dengan jarak dari kaki saya hanya 50 centimeter dan untung tidak terinjak," katanya.

Ia mengakui ular kepala merah sangat langka dan baru pertama ini ketemu di hutan saat patroli selama 23 tahun bekerja di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan BKSDA.

"Saya belum pernah ketemu ular ini saat patroli di kawasan hutan TNKS maupun hutan lain di Sumbar," katanya

Ia menambahkan, ular kepala merah adalah spesies katang yang endemik di Asia Tenggara. Sebutan katang kepala merah mengacu pada warna kepalanya yang kemerah-merahan.

Baca juga: Konservasi, masyarakat serahkan 10 satwa dilindungi ke BKSDA Sumbar

Katang kepala merah tersebar di Myanmar Selatan, Thailand Selatan, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Indonesia (Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan kemungkinan juga kepulauan di sekitarnya).

"Habitat utamanya adalah hutan dataran rendah hingga ketinggian 900 meter. Ular ini jarang ditemukan di sekitar permukiman manusia," katanya.

Panjang tubuh katang kepala merah berkisar antara 1,2 sampai 1,5 meter, dan paling panjang mencapai 2,1 meter.

Kepala dan ekornya berwarna merah cerah. Tubuh bagian atas berwarna hitam dan dihiasi dengan garis berwarna putih kebiruan di sepanjang sisi badannya.

Bagian bawah tubuhnya berwarna keputihan, pewarnaan ular ini nyaris mirip dengan ular cabai besar (calliophis bivirgatus), tetapi pada ular cabai besar, ventralnya berwarna kemerahan.

Baca juga: BKSDA Sumbar tangani 11 konflik satwa di Agam selama empat bulan

Sedangkan sisik-sisik dorsal tersusun sebanyak 13 baris di bagian tengah badan, dengan sisik-sisik vertebral atau paling atas berukuran lebih besar dibandingkan sisik dorsal lainnya. Sisik ventral pada ular jantan sebanyak 220 sampai 236 buah, sedangkan pada ular betina sebanyak 193 sampai 217 buah.

"Sisik subkaudal tidak terbagi, berjumlah 47 sampai 53 sisik pada ular jantan, dan 42 sampai 54 sisik pada ular betina. Ular kepala merah adalah ular berbisa yang sangat mematikan," katanya.

Anggota Polsek Palembayan Briptu Jefri Januardi juga mengakui belum pernah melihat ular ini sebelumnya, dan ular ini sama dengan king cobra.

"Ini pengalaman luar biasa saya, karena melihat ular yang sangat langka tersebut," katanya.

Pewarta: Altas Maulana
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |