Jakarta (ANTARA) - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyusun perjanjian kerja sama guna meningkatkan kualitas tenaga kerja, sehingga lebih banyak menarik minat investor.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani di Jakarta, Jumat menyatakan kerja sama itu dilakukan melalui optimalisasi pelatihan serta pemanfaatan data untuk kebijakan yang lebih berbasis kebutuhan industri.
Nantinya kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja, mendorong investasi yang lebih inklusif, serta memastikan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi nasional melalui sinergi antara ketenagakerjaan dan hilirisasi industri.
Disampaikan Rosan, inisiasi kerja sama tersebut merupakan tindak lanjut pertemuannya dengan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli di Jakarta, pada 6 Maret. Pertemuan ini membahas penguatan sinergi antara kedua kementerian dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten guna mendukung investasi dan industri hilirisasi di Indonesia.
Menteri Rosan menegaskan pentingnya menyiapkan tenaga kerja yang siap menghadapi tuntutan industri modern. Dengan semakin meningkatnya investasi, terutama di sektor hilirisasi, diperlukan tenaga kerja yang terampil dan tersertifikasi agar manfaat ekonomi dapat dirasakan lebih luas.
Rosan mengungkapkan bahwa investasi yang masuk ke Indonesia memiliki dampak besar terhadap penciptaan lapangan kerja. Menurutnya, dalam lima tahun yang akan datang, realisasi investasi akan menciptakan lapangan pekerjaan baru sebanyak 2,8-- 2,9 juta tenaga kerja per tahun.
"Untuk tahun lalu saja, dari realisasi investasi sebesar Rp1.700 triliun, tenaga kerja yang tercipta adalah 2,45 juta orang. Kami melihat pada tahun ini sampai lima tahun ke depan, tenaga kerja yang tercipta per tahun secara rata-rata mencapai 2,8-2,9 juta orang," ujar Rosan.
Oleh karena itu, Rosan menekankan pentingnya kesiapan tenaga kerja untuk menarik investasi, mengingat investor menginginkan tenaga kerja yang berkualitas.
"Biasanya mereka membuat pabrik sekitar 2 tahun atau 3 tahun, tetapi di saat bersamaan mereka juga ingin talent tenaga kerjanya ini juga siap," kata dia pula.
Sejalan dengan hal tersebut, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyampaikan bahwa pihaknya sudah memiliki infrastruktur pelatihan yang mumpuni.
Baca juga: Soal ormas ganggu investasi, Rosan sebut perlu ada diskusi
Baca juga: BKPM tertibkan PMA di Bali yang fiktif dan melanggar izin
"Kami memiliki 303 Balai Latihan Kerja (BLK) di seluruh Indonesia, yang bisa kita manfaatkan untuk menyiapkan tenaga kerja sesuai kebutuhan industri," kata Yassierli.
Yassierli juga menyoroti pentingnya sertifikasi tenaga kerja untuk meningkatkan daya saing di pasar kerja nasional maupun internasional.
"Kami ingin memastikan bahwa tenaga kerja Indonesia memiliki sertifikasi kompetensi yang diakui secara profesional. Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di bawah Kemnaker siap menjamin kualitas tenaga kerja yang tersertifikasi agar dapat bersaing secara nasional maupun internasional," ujarnya.
Baca juga: Rosan ajak 35 perusahaan Prancis investasi di sektor EBT
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2025