Kupang (ANTARA) - Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur melaporkan selama periode Januari hingga April 2025 pihaknya sudah menangani lima mamalia laut yang terdampar dan mati di perairan NTT.
"Terhitung sejak periode Januari hingga April 2025 ada lima mamalia laut berbagai jenis yang kami tangani," kata Kepala BKKPN Kupang Imam Fauzi di Kupang, Rabu.
Sebanyak lima jenis mamalia laut itu antara lain spesies Dugong tiga ekor, Paus Sperma (1), dan Paus Blainviller's Beaked (1).
Dugong pertama ditemukan terdampar dan mati di Pantai Oebelo Kecil, Desa Tanah Merah, Kabupaten Kupang pada 7 Februari 2025. Dugong kedua ditemukan mati dan terdampar di Pantai Panmuti, Desa Nolebaki, Kabupaten Kupang pada 27 Februari 2025. Dugong ketiga juga ditemukan dalam keadaan mati dan terdampar di Pantai Dahi Iki, Desa Halapaji, Kabupaten Sabu Raijua pada 10 April 2025.
Baca juga: Ikan paus ditemukan mati terdampar di Pulau Simeulue
Paus Sperma ditemukan mati dan terdampar di Pantai Amtasi, Desa Nonatbatan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) pada 8 April 2025. Paus Blainviller's Beaked yang ditemukan pada Senin (21/4), di Pantai Padahiho, Desa Kolorae, Kabupaten Sabu Raijua.
"Semua mamalia yang terdampar dan mati tersebut dikubur dibantu oleh masyarakat," ujar dia.
Menurut dia, dalam hal penanganan mamalia yang dilindungi yang terdampar dan mati, masyarakat sudah mulai sadar, bahwa mamalia dilindungi undang-undang.
Hal ini terbukti dari berbagai kasus terdampar mamalia, yang kemudian warga secara sadar melapor ke pihak terkait sehingga langsung ditangani.
"Namun kami sadar bahwa masih banyak yang masih melanggar. Karena itu perlu lebih banyak sosialisasi kepada masyarakat pesisir," ujar dia.
Imam Fauzi mengatakan perairan NTT, khususnya Laut Sawu, jalur migrasi berbagai spesies paus, termasuk Paus pembunuh (Orcinus orca) dan Paus Biru (Balaenoptera musculus), serta menjadi habitat penting Dugong.
Selain itu, Flores Timur, Lembata, dan Sikka jalur perlintasan paus dan tempat berkembang biak mamalia laut lainnya, seperti lumba-lumba.
"Karena itu tidak heran, jika banyak mamalia laut yang terdampar dan mati di perairan NTT," katanya.
Baca juga: Desa Arakan merawat dugong dengan kearifan lokal
Baca juga: KKP tangani paus terdampar di Nusa Tenggara Timur
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025