Jakarta (ANTARA) - Pendiri Microsoft, Bill Gates. berbicara soal warisan, kehidupan, karir dan filosofi hidupnya saat tampil dalam acara yang dibawakan oleh Yoo Jae Suk dan Jo Se Ho yakni "You Quiz on the Block".
Mengutip siaran Kantor Berita Yonhap pada Kamis (28/8), pendiri filantropis global itu mengatakan bahwa ibunya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap awal mula kegiatan filantropisnya.
Ia teringat akan nasihat yang sering diberikan ibunya, yang menurutnya dapat ditemukan dalam banyak teks agama.
"Kepada siapa banyak diberi, banyak pula yang diharapkan. Itu benar-benar membekas dalam ingatan saya," kata dia.
"Saya pikir, jika saya bisa menyalurkan energi dan bakat yang sama dalam filantropi seperti yang saya lakukan di Microsoft, maka karier kedua saya bisa jadi tentang memberi kembali, membangun organisasi yang didedikasikan untuk membantu masyarakat termiskin di dunia," tambahnya.
Baca juga: Ketika Gates dan Bezos jadi petani
Gates juga membahas filosofinya tentang kekayaan dan keluarga, menjelaskan keputusannya untuk memberikan sebagian besar kekayaannya kembali kepada masyarakat daripada mewariskannya kepada anak-anaknya.
"Saya tidak percaya pada dinasti. Saya pikir, anda tahu, anak-anak saya seharusnya punya kesempatan untuk mencari nafkah sendiri dan menjalani hidup mereka sendiri," kata dia.
Keputusan itu memungkinkannya untuk fokus pada isu-isu global yang kritis. Ia mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar, seperti, "Mengapa anak-anak meninggal?" dan "Apakah kita sudah berupaya dengan baik untuk mengatasinya?".
"Dan saya menyadari bahwa, sebenarnya, kita belum berbuat cukup, dan itu menjadi fokus utama saya," ucap Gates.
Sepanjang diskusi, ia menekankan pentingnya rasa ingin tahu dan pembelajaran seumur hidup. Ia mendorong orang-orang untuk menemukan apa yang mereka kuasai dan tetap fleksibel dalam lingkungan yang berubah cepat ini.
"Bersedia belajar seumur hidup agar Anda dapat membuat perubahan jika pekerjaan Anda membutuhkan hal-hal yang berbeda adalah hal yang penting." ucapnya.
Mengenai kebahagiaan, Gates mengatakan ia menemukan kepuasan dalam memecahkan masalah bersama timnya dan melihat anak-anaknya berkembang.
Anak-anaknya banyak mengajarkan cara baru untuk melihat dunia dan baginya itu merupakan salah satu kebahagiaan dalam hidup.
Baca juga: Hoaks! Bill Gates sebut vaksin untuk kurangi populasi manusia
Baca juga: Prabowo dan Bill Gates: Dua nama, satu misi kemanusiaan
Baca juga: Bill Gates: Pendidikan dan kesehatan tentukan masa depan Indonesia
Penerjemah: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.