BGN jadikan beras biofortifikasi Banyuwangi untuk program MBG

3 months ago 23

Banyuwangi (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) akan menjadikan beras biofortifikasi Sun Rice of Java Banyuwangi atau Sunwangi yang memiliki kandungan gizi tinggi sebagai menu pengganti beras regular dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Direktur Sistem Pemenuhan Gizi BGN, Nurjaeni mengatakan program Makan Bergizi Gratis membutuhkan bahan baku yang memiliki kandungan gizi tinggi.

"Solusinya adalah produk-produk seperti beras biofortifikasi ini yang mengandung zat gizi di atas produk-produk regular," kata Nurjaeni saat panen raya beras biofortifikasi di Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu.

Setelah sekitar setahun melalui proses penelitian budidaya, Kabupaten Banyuwangi meluncurkan ekosistem beras biofortifikasi Sunwangi berskala industri pertama di Indonesia.

Beras biofortifikasi Sunwangi Banyuwangi merupakan beras biofortifikasi bernutrisi tinggi hasil budi daya benih padi yang telah ditingkatkan kandungan gizinya.

Mengandung aneka vitamin dan mineral, seperti Vitamin A, B1, B3, B12, B9 (asam folat), zat besi, dan zinc.

Nurjaeni menyampaikan, penggunaan beras biofortifikasi untuk program MBG bakal dilakukan secara bertahap, sambil menunggu hasil produksinya mencukupi untuk kebutuhan MBG.

Menurutnya, jumlah dapur MBG secara nasional sebanyak 32 ribu dapur dan sebanyak 120 di antaranya ada di Banyuwangi, untuk menyuplai dapur-dapur itu dibutuhkan jumlah yang banyak.

"Di Banyuwangi, produksi beras biofortifikasi telah dimulai sejak 2024. Kini proses industrialisasi telah dimulai dimulai pada tahun ini, dan ditargetkan bisa mencapai 500 hektare tahun depan," kata Nurjaeni.

Sementara itu, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Jawa Timur, Langgeng Wisnu Adi Nugroho mengemukakan bahwa pihaknya menyerap beras biofortifikasi sebanyak 5 ton pada 2024 dan kemudian dikemas dan diedarkan dengan merek "Sunwangi".

Dengan adanya industrialisasi di Banyuwangi, serapan diperkirakan bakal meningkat tajam, karena tergolong produk beras nonregular, Bulog menyerapnya dengan harga di atas batas bawah harga gabah yang ditetapkan pemerintah.

"Pengalaman kemarin, harga dari petani kami tebus di angka Rp6.700 per kilogram untuk gabah kering panen, dan setelah diproses dan dikemas, Bulog memasarkan produk tersebut dengan harga Rp14 ribu per kg," katanya.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengaku bersyukur beras biofortifikasi Sunwangi akan menjadi menu di MBG.

"Selain mendukung program nasional, dengan ekosistem ini juga bisa meningkatkan perekonomian Banyuwangi," katanya.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |