Kupang, NTT (ANTARA) - Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Nusa Tenggara Timur (FPRB NTT) memberdayakan warga marginal di wilayah Kupang melalui program edukasi pertanian cerdas iklim.
Ketua FPRB NTT Norman Riwu Kaho di Kupang, Jumat, mengatakan program edukasi tersebut dilakukan kepada warga marginal (kurang mampu) di RT 25 RW 10, Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, Kota Kupang, NTT.
Para warga terdiri dari sebelas kepala keluarga (KK) yang bekerja sebagai pengepul sampah, pengepul sisa makanan, dan beberapa pekerjaan serabutan lainnya.
FPRB NTT berkolaborasi dengan pemerintah setempat mendorong para warga tersebut untuk menggunakan sistem pertanian cerdas iklim dengan memperhatikan adaptasi perubahan iklim.
Para warga didampingi dalam mengolah lahan tidur berukuran 50 x 25 meter menjadi ladang sayur organik dengan sistem pertanian cerdas iklim.
Baca juga: Implementasi pertanian cerdas untuk hadapi perubahan iklim
Baca juga: APO Luncurkan Pusat Layanan Unggulan pada Pertanian Cerdas Iklim yang Baru
Selain itu, mereka juga dilatih untuk mengolah lahan bebatuan menjadi bedeng sayur organik berbasis irigasi tetes.
“Mereka diedukasi lewat ilustrasi pengolahan pertanian cerdas iklim yang mampu memberikan kontinuitas tambahan pendapatan harian,” kata Norman yang juga dosen Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang.
Pada kesempatan tersebut dilakukan peluncuran demplot pertanian cerdas iklim bagi para warga yang juga tergabung dalam Kelompok Tani Mandiri Tangguh 25.
Norman mengingatkan agar para warga selalu mengutamakan pilar pertanian cerdas iklim yang produktif, mampu meningkatkan pendapatan, dan beradaptasi terhadap perubahan iklim.
Baca juga: Kementan kembangkan Pertanian Cerdas Iklim antisipasi perubahan iklim
Baca juga: Jember jadi percontohan penerapan konsep pertanian cerdas iklim
Pewarta: Yoseph Boli Bataona
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025