Berau-Seychelles kembangkan ekonomi biru berbasis kearifan lokal

2 hours ago 3
Kampung Buyung-Buyung di Kecamatan Tabalar dengan segala potensi alam yang masih terjaga, menjadikan kampung ini sebagai proyek percontohan economy blue dan blue food,

Berau, Kaltim (ANTARA) - Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, bersama Republik Seychelles, salah satu negara di Benua Afrika, berkolaborasi mengembangkan ekonomi biru, mulai dari pelestarian mangrove, pengembangan pariwisata, hingga perikanan dengan basis kearifan lokal.

"Kampung Buyung-Buyung di Kecamatan Tabalar dengan segala potensi alam yang masih terjaga, menjadikan kampung ini sebagai proyek percontohan economy blue dan blue food," kata Bupati Berau Sri Juniarsih Mas di Berau, Sabtu.

Bahkan ia dan rombongan bersama Duta Besar Republik Seychelles untuk ASEAN, Nico Barito, awal bulan ini telah meninjau Hutan Mangrove Buyung Lestari di Kampung Buyung-Buyung tersebut untuk memastikan kelayakan pengembangan ekonomi dengan mengutamakan kearifan lokal.

Ekonomi dari industri rumahan yang sudah berjalan di kampung tersebut antara lain terasi, ebi dari udang rebon, ikan, kepiting segar, dan jenis perikanan lain, sehingga memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

Baca juga: UMKM olahan laut, wajah baru ekonomi biru Kepulauan Riau

Ia melanjutkan, kekayaan alam yang masih organik dan aneka olahan makanan hasil laut, kearifan lokal yang masih terjaga, dan produk makanan organik, menjadikan Buyung-Buyung memiliki nilai lebih untuk terus dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

"Kekayaan alam dan potensi luar biasa ini harus terus diangkat, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional, untuk meningkatkan ekonomi biru yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat," katanya.

Ia berharap adanya komitmen antara Berau dan Seychelles dapat membawa Kabupaten Berau, khususnya Kampung Buyung-Buyung memanfaatkan potensi alam, laut, dan budayanya untuk mencapai kemandirian ekonomi, serupa dengan yang dicapai Seychelles.

Kampung Buyung- Buyung bukan hanya keindahan alam yang menonjol, tapi juga memiliki hasil laut besar, yakni penghasil udang organik dan kepiting bakau sebanyak 100 ton per hari dengan pembeli yang sudah pasti ada.

Baca juga: Indonesia gandeng China dorong penelitian ekonomi kelautan

Sementara Nico Barito memuji keindahan alam dan aneka produk hasil laut di kampung tersebut, sehingga kunjungan yang ia lakukan adalah untuk pengembangan ekonomi biru agar ekonominya berkelanjutan, khususnya dalam pelestarian mangrove, pengembangan perikanan dan pariwisata.

"Seychelles merupakan negara kepulauan di Laut Hindia. Kehidupan masyarakatnya dari laut dan perikanan. Seychelles bisa mencapai kemajuan dengan menjaga potensi laut dan pemandangan laut, sehingga Berau dengan kondisi alam yang sama, tentu bisa," katanya.

Nico Barito juga mengajak Kepala Kampung Buyung-Buyung tidak bosan membina masyarakat menjaga kearifan lokal, baik untuk kepentingan wisata, perikanan, maupun pertanian, karena kearifan lokal memiliki daya tarik besar dalam pengembangan di berbagai sektor.

Baca juga: KKP: Ekonomi biru jadi potensi Kepri tumbuh di sektor perikanan

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |