Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bengkulu menyatakan kehadiran Sekolah Rakyat yang merupakan program Presiden Prabowo Subianto mampu membuka kesempatan luas bagi seluruh generasi muda untuk mengapai cita-cita terbaik mereka.
"Kalian sangat beruntung bisa diterima di sekolah ini. Karena selain fasilitas pendidikan, makan dan asrama juga disediakan secara gratis. Semuanya ditanggung pemerintah. Jadi, manfaatkanlah kesempatan ini. Belajarlah dengan tekun untuk meraih cita-cita," kata Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Herwan Antoni di Bengkulu, Selasa.
Kehadiran Sekolah Rakyat (SR) di Bengkulu menjadi kesempatan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang kini dapat menempuh pendidikan secara layak, gratis, dan dengan fasilitas lengkap yang sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.
Dengan Sekolah Rakyat, setiap generasi muda berkesempatan mendapatkan pendidikan yang layak dan peluang yang sama dalam menggapai cita-cita mereka.
Baca juga: Menempa karakter dan bakat di Sekolah Rakyat
Oleh karena itu, Herwan Antoni mengajak para siswa untuk memanfaatkan kesempatan emas tersebut dengan sungguh-sungguh.
Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto, dengan tujuan utama memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan berkualitas.
Sekolah itu berbasis asrama dan memberikan layanan pendidikan gratis sepenuhnya untuk jenjang SD, SMP, hingga SMA. Pembangunannya dibiayai melalui APBN, dengan dukungan sektor swasta dan kolaborasi antar-kementerian.
Berbeda dengan sekolah konvensional, Sekolah Rakyat mengedepankan pendekatan pembelajaran yang fleksibel dan personal. Meski demikian, ijazah yang diperoleh tetap setara dengan sekolah umum karena mengikuti kurikulum nasional.
Di Provinsi Bengkulu, salah satu sekolah Sekolah Rakyat yakni SRMA 6 Kota Bengkulu yang berlokasi di Sentra “Dharma Guna”, unit pelaksana teknis Kementerian Sosial RI.
Baca juga: Ketua DPR ingatkan Sekolah Rakyat tidak menjadi eksklusif ke depannya
Kepala Sentra Dharma Guna Bengkulu Syam Wuryani menjelaskan bahwa mayoritas siswa yang diterima berasal dari keluarga miskin ekstrem.
“Sekitar 70 persen orang tua siswa bekerja sebagai buruh harian lepas. Sisanya ada yang bekerja sebagai sopir, pedagang, dan pekerjaan informal lainnya. Proses seleksi dilakukan secara ketat dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pendamping PKH, Dinas Sosial Provinsi dan Kota, Dinas Pendidikan, BPS, serta dilakukan verifikasi menyeluruh,” kata Syam.
Kepala SRMA 6 Kota Bengkulu Yuliarma Yenni menyampaikan bahwa saat ini terdapat 95 siswa yang menempuh pendidikan di sekolah tersebut.
“Jumlah siswa saat ini 95 orang, terdiri dari 50 laki-laki dan 45 perempuan. Mereka terbagi dalam empat rombongan belajar, dengan rata-rata 25 siswa per kelas. Saat ini mereka sedang menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah,” ucap Yuliarma.
Baca juga: Asa anak nelayan di ujung negeri
Salah satu orang tua siswa, Rian menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan yang didapat anaknya menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat.
“Saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Pusat dan daerah karena anak saya bisa mendapatkan pendidikan yang layak, tempat tinggal yang nyaman, dan makanan yang cukup. Saya ini kerja serabutan, apa saja saya kerjakan, tukang, bersih-bersih. Untuk kebutuhan harian saja sudah sulit, apalagi untuk biaya sekolah," ujarnya.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
