BCA masih cermati perkembangan dan belum ambil sikap soal tarif Trump

5 hours ago 3
Kami akan mengamati sambil melihat perkembangan suasana.

Jakarta (ANTARA) - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Jahja Setiaatmadja menyatakan bahwa perseroan belum mengambil sikap soal tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) dan masih mencermati perkembangan negosiasi oleh Pemerintah.

"Kami tidak mau tergesa-gesa. Kami akan mengamati sambil melihat perkembangan suasana," kata Jahja dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu.

Apabila strategi pemerintah berjalan sesuai dengan rencana, dia yakin tekanan terhadap industri terdampak tidak akan terlalu signifikan.

"Artinya kualitas kredit BCA juga akan tetap terjaga," ujarnya.

Ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif terhadap Indonesia sebesar 32 persen, BCA langsung menginventarisasi sektor bisnis mana saja yang paling terdampak.

Jahja mengatakan bahwa pihaknya melihat sektor yang kemungkinan besar akan terdampak, antara lain, industri furnitur, komoditas ekspor seperti udang dan ikan laut, serta pakaian jadi, sepatu, dan produk fesyen lainnya.

Namun, Trump memberikan jeda waktu selama 90 hari yang memungkinkan negara-negara lain untuk bernegosiasi.

Beberapa hari setelah pengumuman tersebut, Presiden RI Prabowo Subianto memberikan arahan bahwa Indonesia tidak akan membalas dengan perang tarif seperti Tiongkok. Sebaliknya, pendekatan Indonesia adalah melalui negosiasi.

Baca juga: Negara-negara Global South harus serempak tolak tarif resiprokal

Baca juga: BI: Tarif resiprokal AS dapat pengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi RI

Perkembangan terakhir, pemerintah Indonesia dan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) sepakat untuk segera membahas negosiasi tarif secara intensif dan menyiapkan kerangka kerja sama dalam waktu 60 hari ke depan.

Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan tingkat menteri antara Delegasi RI yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan pihak USTR yang langsung dipimpin oleh Ambassador Jamieson Greer di Washington, D.C.

Jahja optimistis tarif resiprokal AS ke Indonesia bisa turun signifikan atau bahkan ditiadakan bila pemerintah Indonesia berhasil menjelaskan strategi dengan baik dan diterima oleh pemerintah AS.

Maka dari itu, kata Jahja, BCA tidak akan bertindak tergesa-gesa memangkas penyaluran kredit untuk sektor terdampak mengingat situasi hingga sejauh ini masih belum pasti (uncertain).

Namun, dia menegaskan bahwa posisi risiko kredit BCA saat ini berada pada kondisi yang relatif aman. Rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) berada pada angka 2 persen atau jauh di bawah rata-rata industri dan rasio pencadangan NPL berada pada level 180,5 persen.

Sementara itu, rasio loan at risk (LAR) berada pada level 6 persen dengan rasio pencadangan pada level 66,5 persen.

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |