BC Batam himpun penerimaan Rp624,54 miliar didukung inovasi digital

2 hours ago 2
Inovasi pelayanan ini sekaligus berdampak positif pada penerimaan negara

Batam (ANTARA) - Kantor Bea dan Cukai Batam, Kepulauan Riau, mengembangkan inovasi layanan digital yang memudahkan pelaku usaha mengakses layanan kepabeanan hingga berdampak positif pada penerimaan negara yang tercatat hingga 15 September 2025 mencapai Rp624,54 miliar.

Kepala Kantor Bea dan Cukai Batam Zaky Firmansyah dikonfirmasi di Batam, Senin, mengatakan inovasi layanan digital kepabeanan itu di antaranya, dokumen pelengkap pabean online melalui CEISA 4.0; skema pengeluaran tanpa stripping untuk kontainer Less than Container Load (LCL) melalui aplikasi ION Beta.

Kemudian sistem Single Submission Quarantine-Customs (SSMQC) melalui portal INSW; dan program Excellence Partners in Customs 100 (EPIC 100).

“Inovasi pelayanan ini sekaligus berdampak positif pada penerimaan negara. Proses yang sederhana dan transparan mendorong kepatuhan pengguna jasa, memperlancar arus barang, dan menjaga penerimaan negara tetap optimal,” kata Zaky.

Dia menjelaskan, inovasi layanan digital ini untuk memperkuat peran Bea Cukai sebagai fasilitator perdagangan (trade facilitator) dengan menghadirkan layanan yang lebih sederhana, cepat dan efisien.

Inovasi yang sudah berjalan, yakni dokumen pelengkap pabean daring.

Jika sebelumnya pengguna jasa masih diwajibkan membawa dokumen pelengkap dalam bentuk fisik ke kantor setelah mendapat nomor pendaftaran, kini proses tersebut cukup dilakukan secara digital melalui CEISA 4.0.

“Dengan cara ini, pengguna jasa tidak hanya menghemat waktu dan biaya perjalanan ke kantor Bea Cukai, tetapi juga mendukung gerakan eco office, karena mengurangi penggunaan kertas,” ujarnya.

Menurut Zaky, transformasi sederhana ini terbukti membuat proses bisnis lebih lancar dan praktis bagi para pelaku usaha.

Juga sejalan dengan penerapan eco green office di Bea Cukai Batam, yang diwujudkan melalui penggunaan panel surya untuk sebagian kebutuhan listrik, pemanfaatan air hujan untuk penyiraman taman dengan bak penampungan khusus, pemilahan sampah organik dan anorganik, penyediaan area parkir sepeda serta pengelolaan ruang hijau dengan tanaman asri.

Kemudahan layanan berikutnya melalui skema pengeluaran tanpa stripping untuk kontainer LCL. Jika dulu kontainer dengan beberapa dokumen harus dibongkar di pelabuhan dan dikeluarkan satu per satu sesuai dokumen yang menyertainya. Kini cukup dengan satu permohonan secara online melalui aplikasi ION Beta.

Dia menyebut, dengan layanan ini, kontainer dapat langsung keluar sekaligus tanpa dibongkar selama seluruh dokumen dalam kontainer ditujukan kepada penerima yang sama.

“Terobosan ini menghemat biaya bongkar, mempercepat alur logistik, dan memberi kepastian waktu bagi para importir maupun pelaku usaha yang membutuhkan kelancaran arus barang,” paparnya.

Penyederhanaan layanan kepabeanan juga hadir melalui sistem SSMQC. Jika sebelumnya pengguna jasa harus mengunggah dokumen ke sistem Bea Cukai dan Karantina secara terpisah.

Dengan SSMQC ini cukup satu kali unggah dokumen melalui portal INSW, kemudian data akan diteruskan secara otomatis ke sistem masing-masing instansi.

Apabila diperlukan pemeriksaan, kata dia, keduanya dapat dilakukan secara bersamaan.

“Integrasi ini menghemat waktu tunggu dan mengurangi potensi keterlambatan akibat perbedaan jadwal antrainstansi, sehingga pelayanan menjadi lebih cepat dan efisien,” ucapnya.

Selain itu, Bea Cukai saat ini sedang menyiapkan layanan baru seperti frontdesk online dan Redress manifes online.

Dia mengatakan, dengan layanan ini, surat permohonan tidak lagi harus diantar secara fisik ke frontdesk kantor, tetapi bisa diajukan dan dipantau langsung melalui aplikasi ION Beta.

“Respons atas permohonan pun dapat diakses secara online, sehingga pengguna jasa tidak perlu bolak-balik ke kantor untuk mengecek perkembangan,” katanya.

Lebih lanjut Zaky menyebut, terobosan ini diharapkan semakin memangkas biaya dan waktu serta memberi transparansi yang lebih baik dalam pelayanan kepabeanan.

Bea Cukai Batam juga berupaya meningkatkan layanan melalui program EPIC 100, yakni layanan prioritas bagi 100 perusahaan di Batam.

Melalui program ini, lanjut dia, perusahaan mitra mendapat asistensi kepabeanan secara end-to-end yang mempercepat pelayanan sekaligus mempererat kemitraan strategis dengan Bea Cukai.

Menurut dia, program ini dirancang untuk mendukung dunia usaha agar dapat berkembang dengan lebih sehat, transparan, dan kompetitif di kawasan perdagangan bebas Batam.

Bea Cukai juga aktif mendampingi UMKM melalui program costums visit costumer dan berbagai pelatihan ekspor.

Zaky menambahkan, penerimaan sebesar Rp624,54 yang dihimpun hingga 15 September 2025 atau 138,07 persen dari target tahunan, dengan pertumbuhan positif 115,23 persen year on year (yoy).

Dengan rincian bea masuk Rp279,17 miliar (83,11 persen target tahunan, pertumbuhan 17,96 persen yoy), bea keluar Rp299,21 miliar (353,2 persen target tahunan, tumbuh 962,16 persen yoy) serta cukai Rp46,16 miliar (145,51 persen target tahunan, tumbuh 82,18 persen yoy).

“Kami ingin pelayanan Bea Cukai tidak hanya cepat dan efisien, tapi juga ramah, transparan dan memberikan manfaat nyata,” kata Zaky.

Baca juga: Bea Cukai Batam himpun penerimaan negara Rp459,4 miliar

Baca juga: Bea Cukai Batam komitmen dukung kelancaran proses bisnis pelaku usaha

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |