Batam miliki pabrik solder ramah lingkungan pertama di Indonesia

2 months ago 20

Batam (ANTARA) - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu meresmikan pabrik solder ramah lingkungan pertama di Indonesia yang berlokasi di kawasan Tunas Industrial Estate Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

“Pabrik ini bukan hanya realisasi investasi, tapi juga bentuk komitmen terhadap hilirisasi. Kita tidak hanya bicara soal volume investasi, tapi nilai tambah. Dari 28 komoditas yang kami dorong untuk hilirisasi, timah adalah salah satu yang strategis,” ujar Todotua di Batam, Kamis

Pabrik ini dikelola oleh PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA), anak usaha dari Arsari Tambang yang dibangun di atas lahan seluas 6.500 meter persegi, siap memproduksi hingga 2.000 ton solder bar per tahun.

Dalam jangka panjang, kapasitas produksi ditargetkan meningkat hingga 16.000 ton per tahun mencakup solder wire, powder, dan paste, dengan proyeksi pendapatan mencapai Rp1 triliun.

Komisaris Utama Arsari Tambang Hashim S Djojohadikusumo menyebut saat ini satu lini produksi mampu menyerap 80 tenaga kerja.

"Ini baru satu lini untuk solder dengan timbal dan non timbal. Kalau kebutuhan meningkat, akan kita kembangkan sampai empat lini," ujarnya.

Pabrik ini juga mengedepankan prinsip keberlanjutan. Seluruh operasional menggunakan energi baru terbarukan (EBT) milik PLN yang disertifikasi Renewable Energy Certificate (REC), menjadikannya sebagai fasilitas produksi bebas emisi.

Desain bangunan pun dirancang efisien, memaksimalkan pencahayaan alami untuk mengurangi konsumsi listrik.

“Melalui pemanfaatan teknologi ramah lingkungan dan kolaborasi strategis, kami ingin membuktikan bahwa industri pertambangan juga bisa menjadi pelopor keberlanjutan,” kata Direktur Utama Arsari Tambang Aryo Djojohadikusumo.

Dari sisi rantai pasok, STANIA telah menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan PT Freeport Indonesia untuk pengadaan timbal dan perak, dua bahan strategis dalam produksi solder berkualitas tinggi.

Selain itu, mereka juga menjalin kerja sama dengan Volex, perusahaan global penyedia solusi konektivitas, untuk ekspor produk solder ke pasar internasional.

Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad turut mengapresiasi kehadiran pabrik ini sebagai bentuk nyata penambahan nilai ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di wilayahnya.

“Kami dari Pemprov (Pemerintah Provinsi) Kepri siap mendukung setiap investasi yang membawa manfaat besar bagi masyarakat, terutama yang berada dalam kawasan strategis,” tutupnya.

Baca juga: BRIN: RI berperan sangat penting dalam pasokan bahan baku timah dunia

Baca juga: Batam berpotensi jadi kawasan pengembangan industri AI

Baca juga: BP Batam keluarkan tiga langkah strategis tanggapi tarif 32 persen AS

Pewarta: Amandine Nadja
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |