Basarnas: Operasi SAR di Bali masih berlangsung untuk korban longsor

4 hours ago 1
Operasi SAR untuk bencana longsor, seperti yang terjadi di Kabupaten Badung tetap berjalan karena merupakan kejadian berbeda

Jakarta (ANTARA) - Basarnas menyatakan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap korban banjir di Bali resmi dihentikan, namun untuk korban bencana longsor masih terus berlangsung khususnya di Kabupaten Badung.

Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Edy Prakoso dikonfirmasi di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa operasi SAR untuk korban banjir ditutup sebagaimana diskusi tim gabungan di lapangan, dan juga disepakati oleh pihak keluarga, sebagaimana laporan dari Kantor SAR Bali.

"Keluarga korban (bencana banjir) sudah bisa menerima, namun pemantauan tetap dilaksanakan dengan menempatkan personel Basarnas," ujarnya.

Baca juga: Ni Nengah Manis, korban banjir Denpasar curhat ke Presiden Prabowo

Sementara itu, Edy menambahkan operasi SAR untuk bencana longsor, seperti yang terjadi di Kabupaten Badung tetap berjalan karena merupakan kejadian berbeda. "Di Badung ada tiga orang korban hilang akibat rumah yang longsor di tepi sungai," katanya.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan operasi SAR korban banjir yang melanda sejumlah daerah di Bali dihentikan pada 16 September 2025 sesuai Berita Acara Nomor: BA-21/OPS.02.04/IX/SARDPS-2025.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa keputusan itu, diambil dalam rapat evaluasi bersama tim gabungan dari Basarnas, Polda Bali, BPBD, dan relawan setelah masa operasi selama tujuh hari berakhir.

Baca juga: BPBD Bali koreksi jumlah korban meninggal akibat banjir jadi 17 orang

Namun, ia menegaskan bahwa tidak menutup kemungkinan pencarian dibuka kembali sebagaimana hasil evaluasi bersama SAR Mission Coordinator menyepakati bahwa upaya lanjutan akan difokuskan pada pemantauan dan koordinasi.

"Saat ini delapan korban masih dilaporkan hanyut terbawa arus sungai, sementara satu orang lainnya dinyatakan hilang. Apabila ada tanda-tanda keberadaan korban, operasi SAR dapat dilanjutkan untuk membantu evakuasi,” ujarnya.

BNPB melaporkan berdasarkan data yang mereka terima ada 18 orang meninggal dunia dan dengan jumlah 6.309 kepala keluarga yang terdampak banjir bandang disertai longsor awal September lalu itu.

Selain itu juga menimbulkan kerusakan luas pada infrastruktur dan rumah warga Kota Denpasar, Jembrana, Karangasem, Badung; tercatat 520 unit fasilitas umum rusak, tiga jembatan putus, 23 titik jalan rusak, 82 tembok atau penyengker jebol, dan 194 rumah rusak.

Baca juga: Ditemui Wapres, ayah korban kisahkan kehilangan putra saat banjir Bali

Baca juga: Basarnas konfirmasi identitas satu korban meninggal akibat banjir

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |