Basarnas kaji opsi penggunaan drone kargo untuk misi kemanusiaan

1 week ago 5

Majalengka (ANTARA) - Badan SAR Nasional (Basarnas) mengkaji opsi penggunaan drone kargo elektrik berteknologi tinggi untuk mendukung misi kemanusiaan, terutama dalam operasi pencarian dan pertolongan di wilayah terpencil atau lokasi bencana.

Direktur Sarana dan Prasarana Basarnas Alkaf Widija mengatakan uji coba penerbangan drone listrik di Bandara Kertajati, menjadi langkah awal untuk menilai kemampuan teknologi tersebut dalam membantu operasi penyelamatan.

“Untuk ke depannya, ini bisa menjadi salah satu pilihan dalam mendukung misi kemanusiaan,” kata dia di Bandara Kertajati Majalengka, Jabar, Senin.

Ia mengatakan pesawat tanpa awak yang diuji coba kali ini memiliki kapasitas angkut hingga 150 kg serta dirancang dengan sistem lepas landas dan mendarat secara vertikal (VTOL).

Dia menjelaskan kemampuan itu memungkinkan drone membawa logistik atau obat-obatan ke lokasi bencana dengan akses sulit dijangkau.

“Misalnya ada korban jatuh di gunung, drone bisa mengirimkan obat-obatan agar mereka bisa bertahan hidup sambil menunggu tim SAR datang,” ujarnya.

Ia mengatakan penggunaan drone dalam operasi SAR bukan hal baru bagi Basarnas.

Namun, teknologi yang diperkenalkan kali ini memiliki tingkat kecanggihan yang jauh lebih tinggi.

Baca juga: KN Kamajaya dikerahkan cari ambulans laut hilang di Selat Makassar

Basarnas sedang menunggu informasi lebih lanjut mengenai implementasi drone serupa di China yang disebut sudah digunakan untuk mengangkut orang dalam operasi penyelamatan.

“Saat ini Basarnas juga punya drone, tetapi teknologi yang ini sudah cukup maju dibandingkan yang existing. Tantangannya tentu banyak, apalagi ini sistem fixed wing dengan VTOL,” katanya.

Meski masih dalam tahap kajian, Basarnas menilai, potensi pemanfaatan drone listrik cukup besar, terutama untuk pengiriman logistik ke daerah rawan bencana dan terpencil.

Direktur Utama PT Mimpi Terbang Indonesia (Dreamfly Indonesia) Daniel Tan menjelaskan uji coba di Bandara Kertajati merupakan hasil kolaborasi dengan perusahaan teknologi asal China yakni Tsingfly (spin-off dari Universitas Tsinghua).

Ia mengatakan pesawat tanpa awak ini dirancang dengan sistem pengembangan perangkat lunak, berbasis kecerdasan buatan (AI).

“AI dan perangkat lunaknya dikembangkan oleh Universitas Tsinghua, salah satu yang terbaik di dunia. Hardware bisa dibuat banyak pihak, tapi software seperti ini sulit ditiru,” katanya.

Ia menilai potensi pasar drone angkut di Indonesia besar, mengingat kondisi geografis yang sekitar 17 ribu pulau dengan biaya logistik tinggi.

Daniel mengharapkan penerapan teknologi drone listrik bisa menekan ongkos distribusi logistik serta membantu pemerintah dalam menghadirkan transportasi jarak menengah yang aman serta ramah lingkungan.

“Kalau bisa menurunkan biaya logistik secara signifikan, dampaknya besar untuk efisiensi distribusi barang di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Desain drone tersebut, katanya, telah disesuaikan dengan kondisi cuaca tropis, seperti di Indonesia, karena unitnya memiliki daya tahan terbang hingga 90 menit.

Selain itu, pihaknya menyampaikan kalau drone dengan nama DF-L100 ini memiliki berat lepas landas maksimum 650 kg dengan daya tampung muatan maksimal 150 kg.

“Dengan spesifikasi tersebut, drone ini bisa membawa berbagai material atau logistik untuk keperluan misi penyelamatan,” ujarnya.

Baca juga: Tim SAR gabungan cari dua pendaki hilang di Lembah Tengkorak Bandung

Baca juga: Kepala Basarnas ungkap tantangan kurangnya kantor SAR di Indonesia

Baca juga: Basarnas evakuasi jenazah WNA Prancis di tebing Pantai Kelingking

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |