Bank Mandiri sebut sejumlah tantangan penerapan AI di perbankan

2 months ago 7

Jakarta (ANTARA) - Senior Vice President (SVP) Enterprise Data Analytics Bank Mandiri Kurnia Sofia Rosyada menyebutkan sejumlah tantangan penerapan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligent/AI) di sektor perbankan.

Tantangan tersebut mencakup kesiapan talenta, koordinasi lintas tim, keterjelasan model (explainability) dan potensi bias hasil (output bias), keamanan siber, hingga hingga kesesuaian tata kelola dengan regulasi yang berlaku.

"Ini adalah tantangan-tantangan yang kita lihat akan dihadapi dalam hal implementasi AI, termasuk agentic AI di sektor perbankan," kata Kurnia dalam webinar yang digelar oleh OJK Institute di Jakarta, Kamis.

Meski begitu, Kurnia menjelaskan bahwa tantangan tersebut dapat diatasi melalui berbagai strategi.

Dalam hal kesiapan talenta, dibutuhkan program pelatihan AI yang berkelanjutan serta pembentukan talent pool yang andal untuk memenuhi kebutuhan transformasi digital di sektor keuangan.

Sementara itu, koordinasi antar-tim lintas fungsi menjadi krusial agar implementasi AI dapat diterima dengan baik, melibatkan pengelolaan pemangku kepentingan, serta pengujian menyeluruh terhadap solusi yang dikembangkan agar berdampak nyata bagi proses bisnis.

Tantangan explainability dan output bias juga tak kalah penting. Kurnia mengingatkan, model AI tidak dapat dianggap sebagai "kotak hitam" tanpa transparansi.

Perbankan harus mampu menjelaskan cara kerja dan logika di balik sistem AI yang digunakan, guna memastikan akurasi yang dihasilkan.

Dari sisi keamanan siber, sistem AI harus dilengkapi dengan perlindungan data, kontrol akses ketat, serta pengujian berkala.

Perbankan juga perlu mewaspadai risiko-risiko spesifik seperti deepfake dan adversarial attack yang semakin kompleks.

Terakhir, Kurnia mengingatkan bahwa penerapan AI harus disertai dengan tata kelola yang baik dan bertanggung jawab, selaras dengan regulasi yang berlaku.

Hal ini mencakup kebijakan audit dan evaluasi berkala guna memastikan sistem AI berjalan secara etis dan transparan.

Terkait dengan agentic AI sebagai teknologi AI yang berkembang belakangan, Kurnia menjelaskan bahwa teknologi ini mampu bertindak layaknya asisten proaktif seperti mengambil inisiatif, merancang langkah-langkah untuk mencapai tujuan, membuat keputusan, hingga menyesuaikan tindakan saat kondisi berubah.

Ia mencontohkan sejumlah institusi keuangan global telah menunjukkan keberhasilan untuk mengadopsi teknologi ini. JP Morgan, misalnya, menggunakan contract intelligence platform untuk menganalisis dokumen hukum kompleks dan mengekstraksi data penting hanya dalam hitungan detik.

Sementara, Bank of America mengembangkan "Erica" yang secara aktif memantau akun nasabah, mengirimkan peringatan pengeluaran, dan membantu penjadwalan pembayaran tagihan.

Kurnia menyebutkan bahwa pemanfaatan agentic AI dapat diterapkan di sektor perbankan seperti untuk root cause analysis dari sisi IT hingga melakukan impact analysis terhadap regulasi baru, mendukung pengambilan keputusan berbasis data (business intelligence), hingga membantu meningkatkan produktivitas software developer.

Agar pemanfaatan AI benar-benar memberikan nilai tambah bagi industri perbankan, ia pun mengingatkan bahwa setiap implementasinya baik dalam bentuk machine learning, large language model (LLM), maupun agentic AI, harus mengacu pada tiga pilar utama yaitu peningkatan pendapatan (revenue), efisiensi dan produktivitas operasional, serta penguatan manajemen risiko.

"Apakah itu (AI) membantu untuk meningkatkan revenue kita, apakah itu membantu untuk meng-enhance operational productivity dan efficiency, serta membantu dalam hal risk management yang lebih baik," kata Kurnia.

Baca juga: OJK terbitkan panduan tata kelola AI untuk industri perbankan

Baca juga: Pengamat: Kecerdasan buatan bakal turunkan jumlah cabang perbankan

Baca juga: Penerapan teknologi AI untuk perluasan produk dan layanan perbankan

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |