Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan Pemerintah Daerah se-Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan (Sarbagita) menyepakati pembagian biaya untuk mengoperasionalkan kembali Trans Metro Dewata.
Gubernur Bali Wayan Koster di Denpasar Jumat menyebutkan, total dana yang terkumpul sebesar Rp49,7 miliar, di mana jumlah ini mampu menggerakkan transportasi publik itu hingga Desember 2025 nanti.
Uang tersebut diperoleh dari dana gotong royong dengan 30 persennya dari Pemprov Bali, dan 70 persennya dari pemda Sarbagita.
“Pemprov Bali berkontribusi 30 persen atau senilai Rp15 miliar, Pemkot Denpasar Rp14 miliar, Badung Rp16 miliar, Gianyar Rp4,7 miliar, dan Tabanan nol, akan didukung oleh Pemkab Badung,” kata Koster.
Selain berhasil mencari solusi lewat berbagi pembiayaan operasional dengan kabupaten yang dilintasi bus merah, total biaya yang dikeluarkan ini juga lebih hemat dari anggaran Kementerian Perhubungan.
Dahulu, sebelum pemerintah pusat menghentikan operasional Trans Metro Dewata biaya yang dipakai untuk menjalankan transportasi publik itu Rp80 miliar.
Kini, pemerintah daerah mengakali (mencari akal) dengan merombak jam lalu lintas dan unit bus yang dijalankan, sehingga dapat menekan biaya namun tetap optimal melayani masyarakat.
“Semula dibiayai dari dana Kementerian Perhubungan senilai Rp80 miliar, artinya akan terjadi penghematan senilai Rp30 miliar dibanding pembiayaan sebelumnya,” ujarnya.
Trans Metro Dewata sendiri dipastikan kembali beroperasi dari Minggu, 20 April 2025 besok setelah terhenti selama empat bulan.
Salah satu yang dievaluasi pemerintah daerah adalah lalu lintas bus yang kerap sepi tanpa penumpang, sehingga nanti bus berkapasitas total lebih dari 30 orang ini akan bergerak optimal pada pagi dan sore hari.
Guna memenuhi hal itu, pemerintah hanya menggunakan 75 unit bus dari yang semula sekitar 105 armada yang berlalulalang sekitar 15 menit sekali.
Dengan ini, Wayan Koster mengharapkan masyarakat semakin sadar pentingnya menggunakan transportasi publik di tengah masalah kemacetan yang melanda Bali.
“Mudah-mudahan masyarakat Bali semakin sadar, semakin antusias untuk beralih menggunakan transportasi menggantikan kendaraan pribadi dengan transportasi publik, supaya Bali tidak lagi macet,” ujar gubernur.
Pada momen kembalinya Trans Metro Dewata ke aspal Sarbagita, Pemprov Bali juga menyampaikan meski dengan biaya lebih hemat tidak ada perubahan koridor yang dilakukan.
Adapun koridor yang dilayani yaitu koridor satu Sentral Parkir Kuta-Terminal Pesiapan, koridor dua Terminal Ubung-Bandara I Gusti Ngurah Rai, koridor tiga Terminal Ubung-Icon Mal Sanur, koridor empat Terminal Ubung-Monkey Forest, koridor lima Sentral Parkir Kuta-Politeknik Negeri Bali, dan koridor enam Sentral Parkir Kuta-Nusa Dua.
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025