Kemdiktisaintek dorong penguatan SDM kampus lewat program terintegrasi

7 hours ago 3
Saat ini sedang dilakukan berbagai upaya agar kita dapat mengurangi gap yang ada antara pendidikan vokasi dengan sarjana

Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI mendorong penguatan sumber daya manusia (SDM) perguruan tinggi melalui program pascasarjana dalam negeri yang terintegrasi dengan pengalaman internasional dan percepatan jenjang master dan doktoral bagi lulusan unggul.

"Kami sedang mengupayakan untuk memperbanyak program pascasarjana di Indonesia dengan tetap memberikan pengalaman internasional, misalnya dengan skema 3 tahun di dalam negeri dan 1 tahun di luar negeri. Ini juga menjadi bagian dari strategi efisiensi pembiayaan agar semakin banyak yang bisa dijangkau," kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek Khairul Munadi melalui keterangan di Jakarta, Sabtu.

Khairul menekankan percepatan jenjang master dan doktoral juga menjadi salah satu strategi kunci. Mahasiswa berprestasi lulusan sarjana kini diberikan peluang untuk langsung mengikuti program percepatan studi dengan masa tempuh master hanya satu tahun, kemudian dilanjutkan program doktoral.

Sejauh ini, lanjut dia, hasil riset dan publikasi yang dihasilkan dari skema tersebut cukup menakjubkan dan mampu menunjukkan bahwa banyak mahasiswa Indonesia yang memiliki potensi akademik tinggi jika diberikan dukungan sistemik.

Selain itu, program ini juga diarahkan untuk menjawab kebutuhan tenaga pengajar, terutama di bidang pendidikan vokasi.

Baca juga: Kemdiktisaintek gelar kompetisi video dalam rangka Hardiknas 2025

Baca juga: Mendiktisaintek inginkan kampus bawa kemajuan di daerah 3T

"Tidak sedikit anak muda kita yang sebenarnya punya minat akademik yang kuat. Jika mereka bisa terhubung dengan jalur pengembangan SDM yang tepat dan terintegrasi, mereka dapat langsung berkontribusi untuk mengajar di perguruan tinggi vokasi setelah lulus," ujarnya.

Menjawab keresahan terkait jumlah peserta didik di pendidikan tinggi vokasi, Dirjen Khairul juga menyoroti pentingnya pencitraan merek (rebranding) pendidikan vokasi yang selama ini dipersepsikan sebagai pilihan kedua.

"Saat ini sedang dilakukan berbagai upaya agar kita dapat mengurangi gap yang ada antara pendidikan vokasi dengan sarjana. Ini juga harus kita dukung bersama, agar pendidikan vokasi dapat menjadi pilihan utama bagi calon mahasiswa yang memang memiliki minat pada pendidikan tinggi yang berbasis pada praktik," jelasnya.

Khairul menyebutkan pihaknya juga tengah mereformasi regulasi untuk membuka jalan bagi pengembangan program studi dan cabang baru, khususnya di perguruan tinggi swasta yang memenuhi kriteria.

Ia menegaskan konsolidasi dan penertiban sistem perizinan kini dilakukan secara lintas lembaga dengan pendekatan kolaboratif.

"Penguatan SDM tidak cukup hanya dari sisi kuantitas, tetapi juga harus menyasar kualitas, relevansi, dan daya saing global," ucap Khairul Munadi.

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |