Bagaimana Qatar beradaptasi di tengah teriknya musim panas

2 months ago 8

Doha (ANTARA) - Pada pertengahan Juli, jalanan di Doha nyaris kosong di bawah teriknya sinar matahari siang, hanya mobil yang terlihat berlalu-lalang di tengah udara panas yang menyengat.

Suhu di ibu kota Qatar tersebut terus melampaui 40 derajat Celsius dan udara yang sangat lembap memperparah suhu panas yang menyesakkan. Bagi warga setempat, musim panas yang panjang dan menyengat masih menjadi musim terberat yang harus dilalui.

Para pejabat Qatar mengatakan kondisi saat ini masih dalam spektrum musiman yang umum.

"Tidak ada kenaikan suhu yang tidak biasa di negara ini," ujar direktur Departemen Meteorologi di Otoritas Penerbangan Sipil Umum (General Authority of Civil Aviation) Abdullah Al-Mannai, di Qatar, kepada Xinhua.

Al-Mannai mengatakan meskipun kenaikan suhu global mungkin terjadi di belahan dunia lain, di negara itu, suhu panas dan kelembapan tinggi merupakan hal yang wajar dan sudah diperkirakan pada periode tersebut.

Meskipun bukan hal aneh, suhu panas yang intens menimbulkan beban nyata dalam kehidupan sehari-hari dan fungsi-fungsi urban. Meningkatnya kesadaran tentang perubahan iklim telah memberikan perhatian baru pada cara masyarakat beradaptasi dengan kondisi cuaca ekstrem ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, Qatar telah mulai mengintegrasikan strategi pendinginan ke dalam perencanaan perkotaannya, mengubah infrastruktur kota dalam eksperimen besar-besaran untuk mempertahankan kelayakan hidup di tengah suhu ekstrem.

Salah satu contoh menonjol adalah Umm Al Seneem Park, taman yang memiliki salah satu lintasan joging dan jalan kaki berpendingin luar ruangan terpanjang di dunia. Jalur sepanjang 1.143 kilometer itu dilengkapi dengan sistem pendingin canggih.

Saat Xinhua mengunjungi taman tersebut, warga berjalan-jalan di sepanjang lintasan yang teduh, menikmati apa yang digambarkan sebagai "kebebasan luar ruangan sejati di tengah musim panas".

Proyek-proyek seperti itu bukan lagi hal yang baru. Di seluruh Qatar, "zona pendinginan" dapat ditemukan di area-area luar ruangan di Place Vendome Mall, West Walk, dan 21 High Street di Katara Cultural Village.

Berkat infrastruktur peneduh dan pendingin, "koridor bernapas" memberikan kenyamanan bagi banyak orang selama musim panas. Meskipun skalanya masih terbatas, inovasi-inovasi ini mengubah cara warga beraktivitas di kota tersebut selama musim panas.

Namun, mempertahankan "kebebasan bergerak" pada musim panas membutuhkan pengorbanan yang besar. Saat fasilitas seperti Umm Al Seneem Park memberikan kenyamanan di area tertentu, sebagian besar daerah di negara tersebut masih berjuang menghadapi teriknya musim panas.

Keluarga-keluarga di sana sangat bergantung pada mobil pribadi. Aktivitas luar ruangan menjadi jarang dilakukan, sementara acara budaya atau olahraga dipindahkan ke dalam ruangan. Krishna, seorang warga setempat yang tidak menyebutkan marganya, mengatakan bahwa kehidupannya pada musim panas bergantung pada pendingin ruangan.

"Saya mengajak anak-anak untuk menghabiskan waktu dengan bersenang-senang dan belajar tanpa perlu khawatir akan panas atau dampak sinar matahari terhadap kesehatan mereka," tutur Krishna, merujuk pada kunjungannya ke Festival Mainan Qatar (Qatar Toy Festival) di tempat berpendingin ruangan tahun ini.

Meski demikian, model adaptasi suhu panas di Qatar, yang dibangun dengan infrastruktur berteknologi tinggi dan konsumsi energi yang signifikan, menimbulkan kekhawatiran global yang mendesak tentang keberlanjutan. Sebagai salah satu negara terkaya di dunia berdasarkan PDB per kapita, Qatar mampu menyediakan solusi-solusi padat modal tersebut.

Saat dunia semakin panas, pengalaman Qatar mengungkap kemungkinan dan kontradiksi dalam beradaptasi dengan suhu panas ekstrem. Pendekatan negara tersebut mungkin menawarkan inspirasi, tapi, juga menimbulkan pertanyaan serius, yaitu bagaimana manusia dapat tetap merasa sejuk tanpa bergantung pada sistem yang boros energi?

Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |