Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebanyak 11 kali gempa vulkanik dalam Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT) pada periode 20 Mei 2025 pukul 12.00 WITA hingga 21 Mei 2025 pukul 12.00 WITA.
"Hasil analisis visual dan instrumental menunjukkan bahwa aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki masih tergolong tinggi," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangan yang diterima di Ruteng, Ibu Kota Kabupaten Manggarai, Rabu.
Ia menambahkan dalam rekaman kegempaan yang terjadi pada rentang waktu tersebut juga terjadi sebanyak empat kali gempa hembusan, 15 kali gempa harmonik, lima kali gempa tektonik jauh.
Dalam periode itu, lanjut dia, Gunung Lewotobi Laki-laki tidak mengalami erupsi, hanya memperlihatkan asap berwarna putih di sekitar kawah dengan ketinggian 100-500 meter di atas puncak.
Baca juga: Badan Geologi catat peningkatan gempa vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki
"Suara gemuruh sudah tidak terdengar begitu juga sinar api hanya tampak samar," ujarnya.
Dari data kegempaan terlihat indikasi penurunan aktivitas permukaan, namun suplai dari kedalaman masih terlihat dengan adanya gempa vulkanik dalam yang meningkat.
Sementara itu, dari data tiltmeter menunjukkan tidak adanya tekanan dari dalam yang menyebabkan permukaan inflasi atau terangkat. Dari visual drone terlihat adanya material lava pada dasar kawah Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Apabila terjadi erupsi yang membongkar kubah lava maka akan bersifat explosif dengan energi yang besar," katanya.
Baca juga: Badan Geologi: Erupsi Gunung Marapi akibat peningkatan pasokan fluida
Hasil analisis visual dan instrumental menunjukkan bahwa aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki masih tergolong tinggi. Oleh karena itu, tingkat aktivitas gunung api ini masih ditetapkan pada Level IV (Awas).
Ia mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius enam km dan sektoral barat-timur laut sejauh tujuh km dari pusat erupsi serta tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah. Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya.
Selain itu, masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana agar mewaspadai potensi banjir lahar apabila terjadi hujan lebat, khususnya pada daerah aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki, seperti di Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.
Warga yang terdampak hujan abu dianjurkan menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi saluran pernapasan.
Baca juga: Badan Geologi: Kegempaan Gunung Awu didominasi gempa vulkanik dangkal
"Pemerintah daerah diharapkan terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi," katanya.
Pewarta: Gecio Viana
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025