Jakarta (ANTARA) - Tokoh Islam Bachtiar Nasir mengatakan Presiden Prabowo Subianto menerapkan strategi tepat dengan merangkul semua kelompok, tanpa terkecuali umat Islam dalam mengawal kedaulatan bangsa.
"Prabowo, presiden yang dilantik 20 Oktober 2024 lalu berasal dari dan besar di TNI. Prabowo pasti sadar betul terhadap peran umat Islam dalam mengawal kedaulatan bangsa ini. Mulai pra kemerdekaan, pasca kemerdekaan hingga ia terpilih menjadi presiden. Jangan tanya tentang umat Islam, darahnya pasti merah putih. Kira-kira itu kesimpulannya. Begitu juga dengan TNI," kata Bachtiar dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Secara personal, lanjut dia, Prabowo punya histori kedekatan dengan umat Islam.
"Kedekatan Prabowo dengan umat Islam bisa dilihat dari, pertama; dua kali pilpres, yaitu 2014 dan 2019 Prabowo mendapat dukungan cukup militan dari tokoh-tokoh Islam. Pilpres 2024, meski terbagi, dukungan umat Islam terhadap Prabowo memberi kontribusi cukup besar bagi kemenangannya," ujar Bachtiar.
Ketua Umum DPP Jalinan Alumni Timur Tengah Indonesia (JATTI) periode 2022-2025 itu mengatakan bahwa setelah dilantik, Prabowo memilih strategi merangkul semua kelompok, tanpa terkecuali. Prabowo merangkul tidak hanya semua partai politik, tetapi juga kelompok sosial dan umat Islam.
"Di awal kepemimpinan Prabowo, situasi politik cukup stabil, relatif tidak ada kegaduhan kecuali proses hukum yang membidik kejahatan korupsi kelas kakap. Sebuah langkah tegas yang telah mendapat apresiasi dan dukungan rakyat," ujarnya.
Prabowo, kata Bachtiar, juga menunjukkan dukungannya kepada umat Islam dalam konteks yang lebih luas. Menurutnya, ketegasan Prabowo berpihak kepada Palestina dan melakukan diplomasi untuk mendukung kemerdekaan Palestina merupakan sikap yang dinilai sangat jelas terhadap umat Islam.
"Meski isu kemanusiaan yang tentu saja dikedepankan, namun dukungan kepada Palestina menunjukkan ketegasan posisi di tengah konflik global yang melibatkan banyak negara, termasuk Amerika," tutur Bachtiar.
Ia mengatakan stabilitas nasional yang menjadi syarat mutlak dan fondasi dalam membangun masa depan bangsa tidak akan bisa diwujudkan dengan efektif tanpa melibatkan umat Islam sebagai bagian penting bagi kekuatan nasional.
Menurut dia, persatuan umat Islam akan sangat bergantung kepada bagaimana pemimpin bangsa ini dalam menentukan strategi pendekatannya.
"Strategi merangkul bukan memukul jauh akan lebih taktis dan efektif bagi pemimpin dalam mengelola stabilitas negara ini. Nampaknya, strategi ini yang dipilih oleh Prabowo," kata Bachtiar.
Ia melanjutkan maka tidak ada alasan bagi semua pihak, khususnya umat Islam, selain mengambil kesempatan ini untuk membangun sinergi dalam mengambil peran dalam mendesain arah masa depan bangsa.
Baca juga: Wiranto: Presiden Prabowo hormati delapan usulan Forum Purnawirawan
Baca juga: RI berkomitmen bangun pusat pelatihan pertanian regional di Fiji
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2025