Jakarta (ANTARA) - Asisten Utama Bidang Operasi (Astamaops) Kapolri Komjen Pol. Mohammad Fadil Imran mengatakan bahwa transformasi Polri diarahkan pada fondasi mendasar yang menyasar pada kebutuhan nyata masyarakat.
Dalam kegiatan Rilis Akhir Tahun 2025 di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Selasa, Fadil mengungkapkan dalam fondasi frontliner and visible police, personel Polri di lapangan akan sigap membantu masyarakat.
“Fokus kami adalah memastikan bahwa polisi yang pertama hadir adalah polisi yang sigap, beretika, komunikatif, dan solutif untuk membantu, bukan memperumit,” katanya.
Kedua, dalam fondasi crowd management, Fadil mengatakan bahwa tantangan Polri bukan semata membubarkan kerumunan, melainkan juga mengelola dinamika manusia di dalamnya.
Pendekatan yang didorong Polri tidak lagi semata kontrol fisik, tetapi pengelolaan berbasis dialog hingga deeskalasi.
“Polisi harus membedakan antara ekspresi damai yang perlu difasilitasi dan mana ancaman yang harus ditangani secara presisi. Di sinilah profesionalisme dan kematangan Polri diuji,” ucapnya.
Ketiga adalah fondasi policing in disasters (pemolisian dalam bencana). Dalam aspek ini, polisi memastikan hadir sejak awal dalam proses pertahanan hingga pemulihan bencana.
Fadil mengatakan, saat bencana melanda Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar), Polri tidak hanya datang dengan pasukan, tetapi juga dengan solusi.
“Kami mengerahkan alat berat, menyalurkan puluhan ton sembako, hingga membangun ratusan sumur bor untuk menjamin akses air bersih bagi pengungsi. Polri berkomitmen hadir hingga tahap pemulihan, bukan hanya saat tanggap darurat,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa Polri terus berkomitmen untuk melakukan optimalisasi transformasi dengan menghadirkan Polri yang terus belajar, hadir cepat, dan bertindak lebih cepat.
“Tahun 2026 kami pandang dengan optimisme. Kami akan terus bekerja, terukur, dan bertanggung jawab,” ucapnya.
Adapun atas capaian kinerja yang telah dicapai Polri, ia mengatakan bahwa hal itu bukan tujuan akhir, melainkan sebuah modal kepercayaan yang harus dijaga dengan kerendahan hati.
“Kami menyadari bahwa transformasi tidak selalu berjalan mulus dan kritik publik adalah bagian dari proses pendewasaan institusi. Oleh karena itu, Stamaops Polri membuka diri terhadap evaluasi, data, dan masukan,” ujarnya.
Baca juga: Kapolri: Survei kepercayaan publik Polri 2025 tunjukkan tren positif
Baca juga: Polri fokuskan pengamanan aksi massa dengan pendekatan humanis
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































