Jakarta (ANTARA) - Stres merupakan kondisi yang umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Meski sering dianggap sepele, stres yang tidak terkendali dapat berdampak serius terhadap kesehatan fisik maupun mental.
Salah satu dampak yang sering kali tidak disadari adalah kerontokan rambut hingga menyebabkan kebotakan.
Lantas, benarkah stres bisa menjadi penyebab kebotakan? Melansir dari Mayo Clinic, stres memang dapat memicu kerontokan rambut dan dalam kasus tertentu, mengarah pada kebotakan. Berikut penjelasan lengkapnya.
Jenis kerontokan rambut yang disebabkan oleh stres
Ada tiga jenis utama kerontokan rambut yang dapat dikaitkan dengan tingkat stres yang tinggi, yaitu:
1. Telogen effluvium
Telogen effluvium terjadi ketika stres berat mendorong sejumlah besar folikel rambut memasuki fase istirahat (telogen) lebih cepat dari biasanya. Dalam waktu sekitar tiga bulan setelah stres terjadi, rambut mulai rontok secara tiba-tiba, terutama saat menyisir atau mencuci rambut. Kondisi ini tidak permanen, dan rambut biasanya bisa tumbuh kembali jika stres berhasil diatasi.
2. Trikotilomania
Trikotilomania atau trichotillomania merupakan gangguan kejiwaan berupa dorongan tak tertahankan untuk mencabut rambut sendiri, baik dari kulit kepala, alis, maupun area tubuh lainnya. Perilaku ini umumnya muncul sebagai respons terhadap perasaan stres, cemas, kesepian, atau frustrasi. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa menyebabkan kebotakan parsial.
3. Alopecia areata
Alopecia areata adalah kondisi autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut, sehingga menyebabkan rambut rontok secara tiba-tiba dalam bentuk bercak-bercak. Stres berat diyakini sebagai salah satu faktor pemicu terjadinya kondisi ini, meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami.
Apakah kerontokan karena stres bersifat permanen?
Kabar baiknya, kerontokan rambut akibat stres umumnya tidak permanen. Jika stres dapat dikendalikan dan diimbangi dengan gaya hidup yang sehat secara konsisten, rambut memiliki peluang besar untuk tumbuh kembali secara alami. Namun, bila stres dibiarkan terus-menerus tanpa penanganan, kerontokan dapat menjadi lebih parah dan bahkan memicu kebotakan yang lebih luas.
Tips mencegah kerontokan rambut akibat stres
Untuk mencegah kerontokan rambut yang dipicu oleh stres, penting untuk mengelola stres dengan baik. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan antara lain:
- Melakukan aktivitas yang menyenangkan, seperti membaca buku, menulis, mendengarkan musik, atau berjalan-jalan santai.
- Mengatur pola tidur agar cukup dan berkualitas.
- Mengonsumsi makanan bergizi, termasuk makanan kaya protein, vitamin, dan mineral penting bagi kesehatan rambut.
- Memenuhi asupan cairan agar tubuh tetap terhidrasi.
- Berolahraga secara rutin untuk membantu melepaskan hormon endorfin yang dapat mengurangi stres.
- Menghindari penggunaan alat penata rambut berlebihan yang dapat memperparah kerusakan rambut.
Jika Anda mengalami kerontokan rambut secara mendadak, muncul bercak-bercak botak di kulit kepala, atau jumlah rambut yang rontok jauh lebih banyak dari biasanya, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Kondisi tersebut bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan lain yang memerlukan penanganan medis.
Baca juga: Manfaat jus tomat untuk mengatasi kebotakan rambut
Baca juga: Mencegah kebotakan di usia 30an menurut dokter
Baca juga: Waspadai kebotakan pada rambut dan cara meminimalkannya
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025