Anggun dan Aditya bisa sekolah lagi berkat ada Sekolah Rakyat

2 hours ago 3
Targetnya, 3–4 tahun ke depan, keluarga siswa sudah bisa mandiri. Anak-anak yang ingin kuliah akan dikawal ke beasiswa, yang ingin bekerja atau berwirausaha juga akan disiapkan jalurnya

Jakarta (ANTARA) - Senyum Anggun Aprilyani (15) tampak malu-malu saat berdiri di samping ayahnya, Sunarko Thamrin, seorang buruh harian lepas dari Desa Talaga, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Sejak lama, Anggun ditinggal ibunya yang meninggal dunia. Dengan penghasilan ayahnya yang tidak sampai Rp1 juta per bulan, cita-cita Anggun untuk melanjutkan pendidikan nyaris pupus.

Namun hari ini, Senin, wajahnya kembali berbinar. Ia menjadi salah satu calon siswa Sekolah Rakyat tahap 1C yang diperkenalkan langsung oleh Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

"Saya ingin anak saya bisa sekolah, bisa nerusin sekolahnya yang terhenti," ujar Sunarko dengan suara bergetar.

Selain Anggun, Mensos Saifullah Yusuf juga menyoroti Muhammad Aditya (10), anak asal Desa Pagatan Besar, Kecamatan Takisung, yang sempat putus sekolah setelah orang tuanya berpisah.

Baca juga: Kemensos: Sekolah Rakyat mulai berdampak positif bagi siswa & keluarga

Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Sertiana menceritakan bagaimana ia menemukan keluarga Muhammad Aditya.

"Saya melihat ada anak tidak sekolah saat bertugas di desa. Setelah kami koordinasikan dan pastikan datanya ada di DTSEN, Aditya lolos administrasi dan bisa masuk Sekolah Rakyat," ujarnya.

Mendapati anaknya bisa kembali mengenyam pendidikan lewat Sekolah Rakyat, Sri Rahmawati tidak bisa menyembunyikan air mata bahagianya.

"Terima kasih banyak. Anak saya sekarang bisa sekolah lagi. Kami merasa terjamin, tidak diragukan lagi. Alhamdulillah, ada Sekolah Rakyat yang peduli," katanya.

Kisah siswa dan orang tua itu juga disambut semangat para pengajar. Salah satunya Husnul Khatimah, Guru Antropologi asal Tulungagung, Jawa Timur, yang ditugaskan mengajar di Banjarbaru.

Baca juga: DPR ingatkan penerima manfaat Sekolah Rakyat harus tepat sasaran

"Motivasi saya bergabung di Sekolah Rakyat adalah ingin berdampak, bukan hanya untuk diri saya sendiri, tapi juga untuk generasi muda Indonesia. Harapan saya, program ini memberi peluang besar bagi anak-anak yang sempat kehilangan semangat maupun harapan, agar mereka bisa bangkit lagi," ujar Husnul.

Meski awalnya ragu karena harus jauh dari keluarga, ia tetap mantap berangkat.

"Saya perempuan, baru pertama kali ke Kalimantan, tidak ada saudara. Tapi saya yakin, anak-anak Indonesia perlu kita semangati agar berkembang," kata dia.

Mensos Saifullah Yusuf hadir di tengah calon siswa Sekolah Rakyat tahap 1C di Kota Banjarbaru.

Dalam kegiatan Dialog Calon Siswa Sekolah Rakyat, Mensos berkesempatan berinteraksi langsung dengan 70 calon siswa, terdiri dari 20 siswa SD dan 50 siswa SMA.

Sekolah Rakyat tahap 1C ini berlokasi di Balai Latihan Kerja (BLK) Kalimantan Selatan. Seluruh siswa akan menjalani cek kesehatan pada tanggal 29 September 2025, bersamaan dengan pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Baca juga: Mensos berdialog dengan calon siswa Sekolah Rakyat di Kalsel

"Ketika MPLS nanti dimulai, saya berharap para guru dapat bekerja dengan baik dan orang tua mampu mendukung anak-anak agar bersekolah di Sekolah Rakyat," kata Gus Ipul, sapaan akrab Mensos Saifullah Yusuf.

Ia kembali menegaskan Sekolah Rakyat merupakan gagasan Presiden Prabowo Subianto untuk membuka akses pendidikan sekaligus mengentaskan kemiskinan.

"Seleksi tidak dibuka umum, tapi berbasis DTSEN. Pendamping sosial mendatangi keluarga miskin, lalu diverifikasi BPS. Tidak boleh ada titipan. Kalau ada penyimpangan, sanksinya sangat berat," kata Gus Ipul.

Tahun ini ada 165 titik Sekolah Rakyat rintisan di seluruh Indonesia dengan kapasitas lebih dari 16.000 siswa. Gedung permanen akan dibangun di atas lahan yang disiapkan pemerintah daerah dengan dukungan APBN melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

Selain itu keluarga siswa juga akan mendapat pendampingan ekonomi dan sosial.

"Targetnya, 3–4 tahun ke depan, keluarga siswa sudah bisa mandiri. Anak-anak yang ingin kuliah akan dikawal ke beasiswa, yang ingin bekerja atau berwirausaha juga akan disiapkan jalurnya," kata Gus Ipul.

Baca juga: Sekolah Rakyat di Kota Serang mulai MPLS 30 September

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |