Anggota BKSAP singgung peran Kartini dalam sidang CSW di Markas PBB

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari menyinggung soal peran perjuangan Raden Ajeng (RA) Kartini dalam sidang sidang Komisi Status Perempuan (Commission on the Status of Women/CSW) ke-69 di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amerika Serikat (AS).

“Tema tersebut juga mengingatkan saya pada tokoh feminis terkemuka di Indonesia bernama Raden Ajeng Kartini. Pada tahun 1905, Kartini mengatakan bahwa kita tidak dapat kembali ke masa ketika perempuan diperlakukan tidak adil. Kata-katanya sangat relevan dengan dunia kita saat ini,” kata Pinka Haprani, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

Hal itu disampaikannya saat mengikuti sidang CSW ke-69 untuk sesi parlemen di Markas Besar PBB, New York, AS, pada Rabu (12/3).

Menurut dia, kesetaraan gender tetap menjadi isu yang belum terselesaikan meski sudah lebih dari satu abad sejak Kartini menyuarakan kesetaraan gender, serta 30 tahun Deklarasi Beijing dan satu dekade Agenda PBB untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) berlalu.

“Kesetaraan gender masih menghadapi tantangan berat di dunia dengan struktur patriarki," ucapnya.

Untuk itu, dia menggarisbawahi tindakan afirmatif sangat penting dilakukan guna mengatasi hambatan sistematis yang meminggirkan kelompok perempuan.

Dia juga menilai anggota parlemen harus memaksimalkan pengawasan legislasi dan fungsi anggaran untuk mempromosikan agenda SDGs kelima, yakni agenda untuk mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Dia mengatakan DPR RI menyoroti tiga tindakan transformatif yang diambil oleh parlemen Indonesia dalam mengatasi kemunduran dan tantangan terhadap isu kesetaraan gender.

Tiga hal itu, kata dia, memeriksa peran parlemen dalam memajukan Deklarasi Beijing dan Platform Aksi; memobilisasi untuk melawan reaksi balik dan berkomitmen pada kebijakan dan rencana aksi untuk kesetaraan gender; serta fokus pada pencapaian kesetaraan dalam pengambilan keputusan.

Dia pun menilai tema pertemuan tahun ini yang diambil dalam sidang kali ini sangat relevan. Adapun tema sesi sidang untuk anggota parlemen CSW kali ini adalah "Parlemen dan Beijing +30: Melawan Kemunduran dan Mengubah Paradigma Menuju Kesetaraan Gender".

"Dalam sidang sesi 1, delegasi parlemen negara-negara global yang hadir di CSW membahas partisipasi perempuan dalam politik, dengan target representasi perempuan yang lebih setara dan inklusif dalam pengambilan kebijakan negara," tuturnya.

Diketahui, Sidang CSW ke-69 berlangsung pada 10-21 Maret 2025. Secara keseluruhan, negara-negara sedunia menyoroti 30 tahun perjalanan Beijing Declaration and Platform for Action (BPFA) dan bagaimana hal tersebut berkontribusi terhadap pencapaian SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |